Keluarga Oei Cukwan Haturkan Pertunjukan Barongsai, Turun-temurun jadi Warga Desa Adat Galiran

Singaraja, koranbuleleng.com| Malam itu, ratusan warga memadati area jabe Pura Desa Adat Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Ratusan warga itu, menanti pertunjukan barongsai yang digelar, Jumat, 31 Januari 2025 malam. 

Pertunjukan barongsai itu, dipersembahkan oleh Oei Cukwan yang telah menjadi bagian dari Desa Adat Galiran. Keluarga dari keturunan Tionghoa yang telah bermukim selama beberapa generasi tersebut menghaturkan rasa terima kasih karena telah diterima dengan baik di desa adat setempat. 

- Advertisement -

Tarian Barongsai itu dibawakan oleh tim Barongsai Bahana Surya Dharma Singaraja itu, dimulai dari pukul 20.15 Wita. Penampilan itu berlangsung selama satu jam. Pertunjukan dimulai dari perempatan Desa Baktiseraga kemudian masuk ke areal jaba pura. Di area tersebut, warga telah menunggu. Ada yang sekadar melihat, ada pula mengajak foto, dan beberapa di antaranya, memberikan angpao. 

Selain menghadirkan pertunjukan Barongsai, keluarga besar Oei Cukwan juga memasang lampion di sepanjang jalan menuju pura. Sebagai dekorasi untuk memeriahkan suasana tahun baru Imlek 2576, yang juga bertepatan dengan Piodalan Agung, Desa Adat Galiran.

Perwakilan keluarga besar Oei Cukwan, Jro Gede Karang Sadnyana mengatakan, pertunjukan ini murni sebagai hiburan, sekaligus wujud untuk menghaturkan ucapan terimakasih dari keluarga kepada desa adat. Ucapan terimakasih itu diberikan, karena keluarga Tionghoa ini telah diterima di lingkungan desa adat sejak kedatangan pendahulu mereka sekitar seabad lalu.

Kedatangan keluarga Tionghoa ini ke Desa Adat Galiran, dimulai dari kakek mereka Oei Cukwan. Saat itu, Oei Cukwan datang dari Kalimantan ke Kota Singaraja sekitar tahun 1920 sebagai seorang pedagang.

- Advertisement -

Dalam perjalanannya, Oei Cukwan bertemu dengan tokoh spiritual di Desa Adat Galiran, Jro Made Karang dan menikahi putrinya yang bernama Ni Made Suati. Sejak saat itu, Oei Cukwan menetap dan menjadi bagian dari Desa Adat Galiran.

Dari pernikahannya itu, Oei Cukwan dikaruniai lima orang anak yakni Oei So Tien, Oei So Ling, Oei So Hun, Oei Lam Cuan, dan Oei So Kyu. Sebagian besar anggota keluarga ini secara turun temurun menetap di lingkungan desa adat. “Mereka sudah menetap di sini dari kakek saya, ikut aktif ngayah seperti krama desa adat pada umumnya,” kata Jro Karang Sadnyana.

Kehidupan menjadi krama desa adat terus dilanjutkan oleh keluarga tersebut hingga saat ini. Bahkan, salah satu Oei Cukwa, yakni Oei Lam Cuan dipercaya dan diangkat menjadi juru patus desa di desa adat. “Jadi beliau, paman saya (Oei Lam Cuan) menjadi tukang masak setiap ada kegiatan upacara di desa adat,” ucapnya.

Sampai saat ini, keluarga tersebut berjumlah sekitar 50 orang. Mereka disebut sudah sampai generasi ke empat. Bahkan saat ini mereka sudah tidak menggunakan nama Tionghoa. “Semenjak generasi ketiga keluarga kami sudah tidak lagi menggunakan nama Tionghoa, melainkan nama Bali,” kata dia.

Jro Karang Sadnyana menyebut, hari raya Imlek tahun 2025 ini yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025 lalu merupakan momen bersejarah. Dalam sejarah keluarganya di Desa Adat Galiran, disebut belum pernah Imlek bertepatan dengan piodalan di khayangan tiga pura desa. Sehingga hal itu, disebut menjadi momen istimewa. Sebagai inisiatif, keluarga pun menghaturkan tarian barongsai sebagai hiburan. 

“Barongsai dan pemasangan lampion ini inisiatif yang muncul spontan saat mengetahui bahwa Imlek bertepatan dengan piodalan di pura. Ini murni yadnya, persembahan sebagai wujud rasa terima kasih keluarga kami yang telah diterima dan dihargai di sini,” ucapnya.

Jro Karang Sadnyana menambahkan, untuk pertunjukan barongsai ini, keluarga besar lun disebut telah meminta izin kepada pihak desa adat dan mendapat respons positif dari krama. Ia berharap harmonisasi budaya dan toleransi yang terus terjaga di Desa Adat Galiran. “Barongsai hanya dipertunjukkan di jaba pura (areal luar), tidak masuk ke jeroan (areal dalam). Kami juga mapiuning seperti biasa,” kata dia.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts