Jika Anda Pecinta Kain Endek, Silahkan Cari Ke Buleleng

Singaraja | Kain Endek kini menjadi kain yang punya gengsi tinggi hingga harganya mahal, karena itulah diburu oleh para pecintanya. Buleleng, sebagai wilayah yang pertama kali menerima pengaruh peradaban dari luar Bali ternyata mempunyai motif-motif endek yang cukup tua dan sampai kini masih dilestarikan oleh sejumlah perajin.

Salah satu perajin yang masih setia untuk menenun endek dengan motif asli khas Buleleng yakni NI Made Endrayani di Desa Kalianget. Kecamatan Seririt. Endrayani masih memelihara motif tua seperti motif Keplok, motif Pinggiran, ataupun motif Togog-togogan dan motif Dobol.

- Advertisement -

Semua motif kain endek itu adalah motif asli khas Buleleng yang diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun silam. Kini Endrayani mulai mengibarkan motif-motif endek Buleleng ini walaupun terbatas pada bidang pemasarannya.
Dia merasa tersentuh untuk kembali memunculkan endek-endek motif asli Buleleng diera gempuran desain-desain modern saat ini.

“Motif ini sengaja saya tenun kembali, walaupun sempat memang ditinggalkan pasar karena perkembangan jaman. Tapi saya yakin, motif-motif asli Buleleng ini akan kembali dicari pada masanya,” ujar Rayani di balai tenunnya di Desa Kalianget beberapa waktu lalu.

Endrayani mengakui motif-motif ini didapatnya dari sejumlah tetuanya di lingkungan keluarganya. Di masa lalu, keluarga Endrayani adalah para penenun ulung didesanya. “Kata orang tua dulu di desa kami memang pusat kerajinan endek. Namun pada saat waktu, endek ditinggalkan sehingga generasi penenun disini terputus,” ceritanya. Kini, Endrayani menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) karena warisan alat tenun para tetuanya sudah tidak lagi tersimpan.

PErajin Endek menenun Kain Endek |Sumber Foto : Buldoc|
PErajin Endek menenun Kain Endek |Sumber Foto : Buldoc|

Perjuangan Endrayani melestarikan motif endek sudah dilkaukan sejak lima tahu n silam. Awalnya, butuh perjuangan dan kepercayaan dari masyarakat. Hingga akhirnya Dia diajak oleh sebuah bank local di Buleleng untuk ikut dalam sejumlah apmeran di luar Bali.

- Advertisement -

“ya sekarang mungkin sudah mulai ya dikenal, walaupun kami masih membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk memasarkan endek khas Buleelng ini. Apalagi Pemkab Buleleng kini juga tersentuh untuk kembali mengeliatkan Endek khas Buleleng,” kata Endrayani.

Endrayani hanya menenun sendiri di rumahnya. Satu hari dia hanya bias memproduksi satu kain endek. Bahan baku dia beli dari luar namun sudah bias memilih sendiri termasuk soal kualitasnya. “Saya pilih bahan baku dengan benang sutra kualitas terbaik,” ujarnya.

Bahan baku ini membuat harga kain endek juga berbeda. Jika kain berbahan sutra asli terbaik, harga endek bisa mencapai Rp.3 juta rupiah. Namun bila bahan baku dari benang katun satu kain endek dihargai Rp. 400 ribu rupiah.

Endrayani memasarkan secara sederhana ke sejumlah konsumennya, hanya dari bibir ke bibir. Namun begitu, sejumlah took-toko besar emmang banyak yang mengambil kain endek ditempat produksinya. “Ya ada beberapa toko besar di Buleleng yang mengambil di kami, namun sering juga pribadi yang cinta sama endek banyak membeli ke kami walaupun harganya mahal. Mereka yang seperti ini biasanya menyukai endek dengan motif-motif lama,” urai Endrayani. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts