Krama Tigawasa Gelar Tabuh Rah Selama 3 Hari

Singaraja | Krama Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar sedang menggelar tradisi tabuh rah selama tiga hari sejak Rabu (4/5) kemarin. Tabuh Rah akan berakhir dengan upacara pecaruan Jumat (6/5) besok. Tabuh rah yang digelar oleh krama Desa Tigawasa ini sebagai rangakaian piodalan Ngusaba Ngebekin dan Nyepi Desa Adat Tigawasa yang akan terlaksana pada Sabtu mendatang.

Tabur rah dilaksanakan sebanyak 33 seet. Ayam-ayam jantan yang diadu dan kalah langsung dijadikan sarana bebantenan untuk pecaruan menjelang Nyepi Desa Adat Tigawasa. Tabur rah in hanya boleh diikuti oleh warga krama Desa Tigawasa. Unik sekali!

- Advertisement -

Warga Desa adat Tigawasa menyerahkan ayam untuk diadu dalam tabuh rah ini. Pertama dari para Ulun Desa dan yang lainnya oleh warga desa sesuai dengan yang dibutuhkan.  “Dibutuhkan secukupnya untuk 33 seet. Kami menggelar Tabuh rah in selama 3 hari dan hanya diikuti oleh warga desa Tigawasa saja,”ujar Perbekel Tigawasa,  Made Swadarma Yasa saat tabuh rah digelar,” Kamis (5/5).

Di sisi lain di Pura Desa Adat Tigawasa, sejumlah warga sudah ada yang bersiap untuk ditugaskan secara khusus memasak guna keperluan pecaruan. Ayam-ayam yang digunakan untuk tabuh rah salah saunya yang disembelih untuk keperluan pecaruan itu. Mereka yang ditugaskan untuk memasak atau tukang patus ini adalah warga-warga yang dipilih secara khusus oleh pihak desa adat.

Sejumlah warga Perempuan Desa Tigawasa menyerahkan seserahan ke Pura Desa untuk kebutuhan upacar adat |Foto : Nova Putra|
Sejumlah warga Perempuan Desa Tigawasa menyerahkan seserahan ke Pura Desa untuk kebutuhan upacar adat |Foto : Nova Putra|

Sementara sejumlah perempuan Desa Tigawasa tampak juga ikut sibuk dengan membawa sejumlah seserahan ke Pura Desa berupa makanan untuk untuk kebutuhan prosesi upacara adat. Yang dibawa para perempuan desa Tigawasa ini biasanya, Nasi Putih, Beras, daging serta Dana Punia. Mereka menyerahkannya kepada warga yang yang ditugaskan untuk menerima seserahan itu. Semua seserahan ini dikupulkan di Bale Paruman Desa, Pura Desa setempat.

Terkait dengan pelaksanaan Nyepi Desa Adat Tigawasa, Perbekel Tigawasa bahkan sudah mengirim permakluman kepada desa-desa tetangganya supaya tidak melakukan atau melintasi Desa Tigawasa selama Nyepi adat berlangsung.  Pihak desa adat juga sudah mengumumkan ke sejumlah kantor media massa sebagai bentuk pemberitahuan kepada seluruh masyarakat di Buleleng.

- Advertisement -

Selama proses penyepian berlangsung, warga Desa Tigawasa tidak boleh melakukan aktifitas apapun. “Catur brata penyepian itu benar-benar dilaksanakan, warga lain tidak boleh ada yang masuk. Warga Desa Tigawasa juga tidak boleh beraktifitas, menyalakan api atau lampu, memasak dan bepergian,” papar Swardarma Yasa.

Proses Ngusaba Ngebekin dan Nyepi Desa Adat ini telah dilaksanakan warga desa Tigawasa sejak beberapa hari lalu. Sebelumnya warga juga melaksanakan tradisi meboros kidang untuk sarana upacara pecaruan. Meboros dilakukan di areal hutan desa Tigawasa.

Warga Desa Tigawasa sangat mensakralkan hutan, kesuciannya sama dengan sebuah pura. Karena itulah, hutan desa di kawasan in masih sangat lestari dan hijau karena warga tidak ada yang berani masuk hutan jika tidak ada kepentingan prosesi adat dan budaya. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts