70 Tahun Sejarah Pelagan Gintungan

Singaraja | 70 Tahun silam, 5 Mei 1946 terjadi peristiwa perang Pelagan Gintungan,di Desa Selat, Kecamatan Sukasada gugur sejumlah pahlawan Bali, Mayor I Nengah Metra bersama sejumlah pejuang lainnya I Ketut Nada, I Nengah Sada, Wayan Dista, I Made Kertadana, I Putu Sedana.

Dulu, lokasi Pelagan Gintungan ini adalah markas para pejuang diwilayah Buleleng Barat yang dinamai Markas Ayodya Pura. Di markas inilah para pejuang berkumpul untuk melawan tentara NICA yang ingin mengambil kembali Kemerdekaan RI.

- Advertisement -

Saat itu, para pejuang dipimpin langsung oleh Nengah Metra melakukan perlawanan terhadap tentara NICA. Dalam peperangan itu, mereka gugur melawan NICA.

Tempat  tertembaknya Nengah Metra kini ditata sedemikian rupa sebagai wilayah area sejarah Kemerdekaan RI oleh pihak keluarga Nengah Metra. Sebuah batu besar tertulis dengan cat warna Kuning, yang memastikan bahwa Nengah Metera tertembak di tempat itu.

Kala itu, 5 Mei 1946 saat Metra berjuang dengan pejuang lainnya sudah berumur 44 tahun. Pejuang asal Kelurahan Beratan ini memimpin para pejuang lainnya dengan cukup heroik.

Warga Kelurahan Beratan dan pihak keluarga dari Nengah Metra setiap tahun memperingati peristiwa bersejarah itu di Pelagan Gintungan, seperti peringatan tadi Kamis (5/5) yang dihadiri langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra beserta Dandim 1609/Buleleng Letkol (Inf) Budi Prasetyo.

- Advertisement -

Salah satu keluarga dari Pejuang Nengah Metra, Ngurah Sidharta Atmaja Metra mengungkapkan peringatan 70 tahun Pelagan Gintungan ini bukanlah untuk mengkultuskan nengah Metera tetapi untuk memperingati semangat kejuangan para pahlawan yang telah gugur membasahi bumi pertiwi dengan darah mereka.

Ngurah Sidharta, salah satu keturunan dari Pejuang Mayor I Nengah Metra |Foto : Nova Putra|
Ngurah Sidharta, salah satu keturunan dari Pejuang Mayor I Nengah Metra |Foto : Nova Putra|

“Kami disini memperingati semangat kejuangan para pahlawan kita. Mereka telah berupaya merebut kemerdakaan dan mempertahankan kemerdekaan, yang coba dicaplok kembali oleh penjajah, dan mereka yang gurgur menghadapi pengkhianat yang mencoba memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hari ini adalah penghormatan kepada mereka sehingga setiap bulan Mei kami peringati. Dibantu atau tidak dibantu oleh Pemerintah, kami jalan terus.  Sebagai warga kami tidak selalu menunggu uluran pemerintah tetapi semangat kejuangan ini harus terus mengalir, semangat kejuangan itulah yang membuat kita menghargai para pahlawan kita,” papar Ngurah Sidharta saat berorasi dihadapan kepala daerah dan undangan saat Peringatan 70 tahun Pelagan Gintungan, Kamis (5/5) di desa Selat.

Peringatan gugurnya Mayor I Nengah Metra di Desa Selat memang selalu diperingati oleh pihak keluarga dan warga desa Kelurahan Beratan.

Selain I Nengah Metra, pejuang lain yakni I Ketut Nada dari Desa Gobleg, I Nengah Sada dri Desa Kedis, Wayan Dista dri Desa Gobelg, I Made Kertadana dari Desa Bakung, dan  I Putu Sedana dari Desa Bestala. Dikawasan ini juga kini dibangun sebuah monumen yang mencatat perjalanan sejarah perjuangan dari para pejuang itu.

Sementara itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengungkapkan pemerintah akan berupaya berkomunikasi dengan pihak keluarag supaya areal monumen perang Pelagan Gintunganini bisa diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Buleleng.

“Pemerintah akan mencoba berkomunikasi dengan pihak keluarga supaya areal monumen ini bisa dikelola oleh pemeerintah. Pemerintah akan menjadikan kawasan ini menjadi salah satu referensi pendidikan sejarah bagi siswa-siswi di Buleleng,” ujar Agus Suradnyana.

Keinginan Pemerintah Kabupaten Bueleng untuk mengelola area Pelagan Gintungan ini sebagai salah satu bentuk atau komitmen untuk menghargai jasa para pahlawan.

Sementara Kepala Dinas Sosial Gde Komang yang juga diminta untuk melakukan komunikasi dengan pihak keluarga Nengah Metera mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak keluarga pejuang Nengah Metera.

“Ya mudah-mudahan bisa terjalin komunikasi. Jika mereka mau memberikan kepada pemerintah, tentunya ini akan sangat baik sekali. Kita bisa menata kawasan ini menjadi referensi pendidikan, wisata dan lainnya,” kata Gde Komang.

Saat peringatan tadi juga dilakukan ziarah ke lokasi tempat meninggalnya Mayor I Nengah Meter di di Desa Selat oleh Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra bersama keluarga Pejuang Nengah Metera dan dari Pemuda Panca Marga (PPM) Buleleng. |NP|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts