Mobil Listrik dari Kampus Seribu Jendela

Singaraja, koranbuleleng.com | 14 mahasiswa dari Fakultas Tehnik dan Kejuruan (FTK) Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja melakukan ujicoba mobil listrik yang diproduksi selama hampir satu tahun ini, tepatnya sejak Februari 2016. Mobil karya anak-anak kampus seribu jendela ini sempat mengitari sejumlah jalur protokol Singaraja, Selasa 10 Januari 2017.

Mobil listrik yang diberi label Ganesha Sakti alias Gaski yang diproduksi oleh anak-anak mahasiswa semester 5 ini diklaim mempunyai sejumlah keunggulan dan siap bersaing pada sejumlah lomba otomotif antar perguruan tinggi di Indonesia.

- Advertisement -

Gaski itu merupakan kelanjutan dari proyek motor listrik Ganesha 1.0 yang dibuat setahun silam. Dari sisi kerangka, Gaski mirip seperti sebuah mobil buggy dengan dimensi panjang 2,2 meter,  lebar 1,4 meter, serta tinggi 1,5 meter. Panjang sumbu roda 1,6 meter dengan jarak terendah dengan tanah 30 cm. Mobil ini masih dirancang untuk satu orang penumpang.

Mesinnya, mobil ini menggunakan motor tipe BLDC. Motor dirangkai menjadi satu dengan gardan mobil, untuk menghindari putaran pada roda belakang. Perbedaan putaran roda itu bisa menyebabkan mobil selip dan terguling. Mesin itu digunakan dengan baterai yang memiliki tegangan 72 volt dengan daya seribu watt.

Proyek Gaski ini awalnya dicetuskan oleh Kepala Program Studi Otomotif, Dr. Kadek Rihendra Dantes. Setelah itu, Rihendra menugaskan 14 orang mahasiswa untuk melkaukan riset hingga sampai produksi Gaski.

Lalu, 14 mahasiswa ini membagi diri dalam tiga tim, yakni tim sasis, tim body mobil, dan tim mesin listrik. Ketiga tim ini dinamakan sebagai Tim Korawa.

- Advertisement -

Menurt Rihendra, keunggulan mobil ini memiliki lima percepatan. Pengemudi bisa menggunakan gigi satu hingga gigi tiga, ditambah transmisi netral dan transmisi mundur.  “Ini satu-satunya mobil listrik buatan anak kampus yang punya transmisi. Mobil listrik lainnya tidak ada yang punya transmisi,” ujar Rihendra Dantes.

Gaski diperkirakan bisa melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam dan maksimal mencapai 35 kilometer per jam. Bisa dikendarai selama dua jam dengan jarak tempuh sekitar 60 kilometer. Untuk menempuh jarak sepanjang itu, mobil ini butuh pengecasan selama empat jam.

Salah satu mahasiswa,  I Nengah Subadra mengatakan, masih ada banyak yang harus diperbaiki. Diantaranya meningkatkan tenaga mesin, membuat body mobil yang lebih menarik dan estetis, serta keinginan meningkatkan jumlah penumpang. Mahasiswa berharap, proyek ini tetap bisa dilanjutkan hingga menuju sempurna.

“Kalau kami sih inginnya ini bisa dikembangkan menjadi angkutan pariwisata. Kami ingin ini jadi kendaraan alternatif yang murah dan ramah lingkungan untuk pengembangan pariwisata,” ujar Subadra.

Rektor Undiksha Dr. I Nyoman Jampel mengatakan, proyek tersebut disebut sebagai proyek yang sangat jenius. Jampel sendiri mendorong agar proyek itu diikutkan dalam kompetisi mobil listrik nasional yang akan diselenggarakan pada tahun 2017 ini dan masih bisa untuk dikembangkan lebih mendalam.

“Bisa saja misalnya mobil ini dijadikan sarana trasnportasi untuk mobil golf. Ini sangat realistis sekali kalau dijadikan mobil golf. Tinggal dirancang lebih detail lagi, saya kira itu bisa diwujudkan. Karya-karya jenius seperti ini yang sangat kami harapkan muncul di kampus,” ujar Jampel. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts