Paska Banjir Lumpur Pancasari, Petani Normalisasi Lahan Secara Mandiri

Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah petani di Desa Pancasari masih tampak sibuk menormalisasi lahan pertanian dan perkebunan paska banjir lumpur menerjang kawasan ini beberapa waktu lalu. Kebanyakan, lahan stroberi dan tanaman sayur-mayuran yang alami kerusakan parah. Pihak pemerintah desa setempat  bahkan mencatat kerugian sampai tiga miliar lebih untuk kerusakan lahan tani milik warga.

Untuk mengembalikan kondisi seperti semula membutuhkan proses yang cukup lama. Saat terjadi banjir lumpur itu, lahan pertanian milik warga rata-rata sudah siap panen, baik itu tanaman buah stroberi maupun tanaman sayur mayur.

- Advertisement -

Kini, para petani mulai harus mengolah tanah yang rusak akibat limbah sampah, hingga mulai melakukan penanaman bibit dan berusaha menyelamatkan tanaman yang terselamatkan dengan menyortir daun-daunnya yang tidak sehat untuk dipotong supaya kembali tumbuh tunas yang lebih segar.

Kadek Aryana, salah seorang petani di Dusun Buyan Desa Pancasari, merupakan satu diantara para petani yang harus mengalami kerugian yang besar akibat terjangan banjir beberapa bulan lalu. Kini, ia getol melakukan penataan kembali terhadap lahan pertanian dan perkebunan miliknya.

Aryana mengatakan, cukup berat mengembalikan kondisi pertanian yang sudah rusak akibat bencana ini. Namun, pengalaman mereka sebagai petani di kawasan ini menjadikan mereka lebih gesit untuk sesegera mungkin memperbaiki kawasan pertaniannya supaya cepat bisa dipanen. Untuk mengembalikan, butuh waktu hingga empat bulan kedepan sampai enam bulan hingga masa panen.

“Sebenarnya kalau dibandingkan dengan petani lain, ya saya masih kecil sih kerugiannya pak, palingan kisarannya hanya jutaan rupiah saja. Yang berat itu sekarang untuk pemulihan lahan saya. Saya sudah mulai sejak dua minggu lalu, sampai sekarang menanam bibit ulang. Jadi memang cukup lama karena banyak yang harus diperbaiki,” jelasnya.

- Advertisement -

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Wayan Darsana menjelaskan, dari proses pendataan yang dilakukan, total kerugian yang diakibatkan karena Banjir tersebut mencapai Rp 3,9 Miliar lebih untuk sektor pertanian semata. Sementara kerugian material dari kerusakan bangunan mencapai Rp 200 Juta.

“Secara rinci, total kerugian yang dihasilkan akibat banjir itu sudah disampaikan kepada instansi terkait di Pemkab Buleleng. Dan mudah-mudahan segera mendapat penanganan bantuan untuk pemulihan, khususnya bagi para petani,” Jelasnya.

Darsana mengatakan untuk pemulihan lahan pertanian milik para petani di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada, hanya dilakukan secara swadaya dengan menggelar gotong royong. Sejauh ini, belum ada penyluhan maupun pembinaan dari instansi terkait bidang pertanian paska bencana banjir menerjang kawasan ini.

“Kalau selama ini, kita sudah laporkan. Untuk tindak lanjutnya sih belum ada, apakah itu pendampingan dari Dinas Pertanian untuk pemulihan lahan. Karena selama ini kita bersama para petani hanya melakukan gotong royong saja,” imbuh Darsana.

Banjir bandang disertai dengan lumpur yang menerjang Pancasari pada Bulan Desember 2016 lalu, kondisi lahan pertanian di Desa tersebut memang terlihat porak poranda. Sejumlah tanaman yang siap panen pun mengalami kerusakan, yang mengakibatkan para petani mengalami kerugian yang besar. |RM|

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts