Wacana Terus, Masyarakat Jadi Pesimis Bandara di Buleleng Bisa Terwujud

Singaraja, koranbuleleng.com | Masyarakat di Buleleng kini dihebohkan lagi dengan mencuatnya isu rencana pembangunan bandara bertaraf internasional di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan.

Isu ini mulai tersebar dari ibukota, Denpasar. Konon, Bandara di Kubutambahan nanti akan mengapung diatas laut, dan proses secara teknis akan dimulai bulan Agustus 2017. Entahlah, benar atau tidak, masyarakat di Buleleng sendiri sudah mulai pesimistis akan terwujudnya bandara itu.

- Advertisement -

Masyarakat sudah jadi “meboya” terhadap kemungkinan terwujudnya bandara ini. Baik di media sosial maupun di dunia nyata, masyarakat tetap saja kurang percaya sebelum bandara ini benar-benar nyata di depan mata.

Di media sosial bahkan secara terang-terangan ada yang menyatakan ;  “Men be sajaan mare kegugu..men nu munyi-munyi gen nak bisa sing ade ape”.  Itu artinya; kalau sudah ada (berdiri) baru bisa dipercaya, kalau sebatas wacana bisa saja tidak akan terjadi (terwujud). Namun banyak pula yang mendoakan, agar Bandara ini benar-benar bisa diwujudkan.

Di kanal youtube, sudah tersebar maket berupa video dari rancangan bandara di Buleleng. Video yang diunggah di youtube ada dua versi. Versi pertama diunggah 28 September 2015 oleh pemilik akun bernama Wilhem Marceny. Linknya bisa ditonton https://www.youtube.com/watch?v=fkaNWsEMZJk.

Lalu kembali, 15 april 2017 ada yang mengunggah sebuah maket berupa video rencana pembangunan di Kubutambahan dengan link https://www.youtube.com/watch?v=-L0VoV4siRo.

- Advertisement -

Sejumlah media nasional juga gencar memberitakan rencana pembangunan bandara di Buleleng yang diprediksi bakal menjadi bandara tercanggih di Indonesia.

Isu mengenai pembangunan bandara ini sebenarnya sudah cukup lama, mencuat sejak era kepemimpinan Putu Bagiada. Namun sampai sekarang belum pernah ada realisasi. Karena itulah, masyarakat sepertinya hanya diberi harapan semata.

Kini, kembali mencuat isunya. Bahkan, isu terwujudnya bandara dikemas semakin mendekati perwujudan aslinya. Kementerian Perhubungan  tinggal menentukan Penentuan lokasi atau Penlok dari titik-titik koordinat lokasi bandara di Desa Kubutambahan. Setelah itu, jadilah Bandara di Buleleng ini.

Konon, ancang-ancang lokasinya berada di sebelah utara Pura Meduwe Karang. Di sebelah utara pura ini terhampar luas areal persawahan sampai ke pesisir pantai. Pura Meduwe karang adalah salah satu warisan budaya yang ada di Buleleng, masuk sebagai obyek cagar alam.

Sementara, areal persawahan disebelah utaranya adalah lahan yang sangat subur menjadi tempat mencari riski bagi warga setempat. Lalu disebelah utara persawahan ini, juga ada pemukiman nelayan. Rata-rata, warga nelayan yang bermukim dikawasan ini adalah warga kelas menengah ke bawah bahkan banyak warga yang miskin.

Jika jadi, kemana pemukiman warga ini dibawa? Sementara laut adalah tempat bagi mereka juga untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, sama seperti para petani persawahan itu.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk mewujudkan bandara di Buleleng. Setidaknya itu kata Klian Desa Pekraman Kubutambahan, Jro Pasek Warkandea.

Menurut Jro pasek Warkandea sampai saat ini kebenaran informasi soal rencana pembangunan bandara terkesan masih simpang siur. Mereka yang mengatakan akan segera mewujudkan bandara itu adalah para top level manajer.

Sebagai Klian Desa Pekraman Kubutambahan, yang akan bersinggungan langsung dengan rencana pembangunan bandara ini, Jro Pasek Warkandea mengakujustru belum pernah mendapatkan kepastian dari pemerintah.

“Selama ini belum ada penyampaian resmi dari pihak manapun. Susah juga saya menjelaskannya, dan saya sendiri pun masih bertanya-tanya, apakah betul ada rencana pembangunan Groundbreaking bandara internasional di kawasan perairan Kubutambahan pada 28 Agustus mendatang?,” tanya Jro Pasek Warkandea saat ditemui pada hari Jumat, 14 April 2017 lalu.

Pria sudah menjabat Klian Desa Pakraman Kubutambahan sejak 20 September 1994 silam itu mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan bandara apalagi sampai terapung diatas laut bisa terwujud di kawasan laut perairan Desa Kubutambahan.

“Namun, rasanya sungguh-sungguh sangat sulit mewujudkan hal itu, membutuhkan begitu banyak pertimbangan. Mulai dari kedalaman di kawasan perairan laut Desa Kubutambahan yang memiliki kedalaman sekitar 800 meter dengana rus yang sangat kuat. Tentu itu resiko, entah teknologinya seperti apa, itu memeang urusan mereka tapi faktanya kan sepertiitu disini,” jelasnya.

Jro Pasek Warkandea juga menegaskan bahwa masyarakat dan prajuru desa adat Kubutambahan berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan sejumlah situs peninggalan sejarah masa lalu. Lokasinya tersebar di wilayah desa Pekraman Kubutambahan.

“Dari catatan kami ada 20 situs Pura bersejarah mulai dari Pura Meduwe Karang, Pura Penegil Dharma, Pura Gambur Ang Layang, Pura Dalem Puri belum lagi Pura Subak Melanting kaje dan kelod. Jika situs bersejarah di Pura Kubutambahan direlokasi? Jelas tidak mungkin, jangan dulu percaya isu,” ungkapnya.

“Secara resmi kami tegaskan, sampai detik ini belum ada penyampaian resmi baik secara lisan atau berbentuk tulisan dari pihak manapun, baik dari pemerintah kabupaten, provinsi ataupun pemerintah pusat terkait rencana Groundbreaking bandara internasional di Kubutambahan,” tambahnya.

Rencana pembangunan bandara diwilayah Kubutambahan juga menjadi keresahan bagi warga nelayan yang bermukim di Pesisir pantai Kubutambahan. Ratusan nelayan disini, sudah secara turun temurun menggantungkan hidupnya dari kekayaan laut menafkahi keluarga.

Kekhawatiran itu diungkapkan salah satu warga setempatI Komang Sukamandi (41). Sukamandi mengungkapkan bahwa selama ini dirinya hanya sebatas mendengar bahwasannya di kawasan perairan laut akan dibangun bandara apung bertaraf internasional.

“Khawatir juga jika benar jadi dibangun bandara, kami sekeluarga hanya mengandalkan hasil dari tangkapan ikan di laut, lalu harus kemana?, ” ujarnya singkatnya.|NH|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts