Jampel Lahirkan Kepemimpinan Harmoni

Singaraja, koranbuleleng.com | Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. I Nyoman Jampel M.Pd dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu pengukuran dan evaluasi Pendidikan. Pengukuhan dilakukan oleh Ketua Senat Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. Dr. Nyoman Sudiana dalam senat terbuka di gedung auditorium, Undiksha, Kamis 17 Oktober 2019.

Dalam pengukuhan itu, Jampel sempat membacakan orasi ilmiahnya tentang kepemimpinan harmoni pada era post-massification pendidikan tinggio, transformasi menjadi universitas generasi ketiga, sebagai hasil pencermatannya tentang perbedaan sistem pendidikan dimasa lalu, sekarang dan masa depan.

- Advertisement -

Menurutnya, kepemimpinan yang harmoni yang bisa menyelesaikan persoalan-persoalan masa depan akibat dari revolusi industri, revolusi geologi, revolusi society dan perubahan prilaku masyarakat. Kalau tidak ada kepemimpinan harmoni, Negara bisa hancur.

“Kepemimpinan modern, baik dari kepemimpinan otoriter,  laissez faire dan demokratis tidak menyelesaikan persoalan,” ujarnya.

Jampel menegaskan kepemimpinan demokratis, adalah kepemimpinan yang mampu menggerakan bawahan mencapai tujuan, tetapi kepemimpinan harmoni adalah mampu menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan bersama berlandaskan keserasian dan keutuhan dengan sesama manusia dan menjaga lingkungan.

“Dalam pikiran saya, untuk generasi universitas ketiga maka harus membahagiakan. Penelitian, pendidikan dan pengajaran ujungnya membahagiakan. Inilah generasi ketiga  atau post massification,” terangnya.

- Advertisement -

Impelementasinya, kata Jampel, pemimpin itu harus tahu tantangan masa depan. Letaknya, pada integritas, harus menyatu fisik, jiwa dan roh dan lingkungan. “Bagaimana seorang pemimpin berfikir, berucap dan berprilaku yang baik dan benar,” tambahnya.

Intinya, harmoni. Pemimpina kedepan menjalin keseraian dengan Tuhan, keserasian dengan sesama, keserasaian dengan lingkungan. “Itu prinsip ya,” kata Jampel.

Jampel bercerita, pencapaianya sebagai guru besar adalah berkat Tuhan. Dia mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi doktor, termasuk Rektor. “Tetapi karena rekayasa Beliau (tuhan) semua menjadi mungkin,” katanya.  

Dalam perjalanan akademisnya, Jampel mengaku tahun 1993 sudah menamatkan S2 dan menjabat seketaris P2M, Ketua Klinik Metodologi dan Statistic, lalu menjadi ketua jurusan, Dekan dan Pembantu Rektor. “Tapi Tuhan berkehendak, jadilah saya Rektor dengan aklamasi pertama di Indonesia. Bukan karena saya orang hebat, tapi karena rahmat dan anugerah,” katanya.

Sementara itu, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Kemenristekdikti, Retno Sumekar, menekankan agar Undiksha semakin banyak bisa melahirkan guru besar. Dengan banyaknya guru besar, akan membawa Undiksha menjadi universitas unggul di tahun 2045.

“Walaupun di kota kecil, tapi Undiksha ini gaungnya terdengar dimana-mana. Universitas ini sudah menjadi universitas enterpreuner, bukan hanya menghasilkan hasil riset sebatas produk inovasi masuk jurnal ilmiah tapi langsung menjadi satu industri,” kata Retno.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra pengukuhan Nyoman Jampel sebagai guru besar berarti Undiksha semakin meningkatkan kualitas pendidikan. Selama ini, kerjasama antara Pemkab Buleleng dengan Undiskha juga sudah terjalin sangat erat sehingga dua lembaga ini mampu memberikan sumbangsih pembangunan bagi daerah Buleleng dengan baik.

“Pengukuhan guru besar ini akan memberikan nama baik bagi Undiskha, sekaligus nama baik Buleleng,” tutup Sutjidra. |NP

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts