Sintya Ega Yani, Mahasiswa Juga Pebisnis Sampah

Sintya  Ega Yani, dia sering disapa Ega. Saat ini,  Ega duduk sebagai mahasiswa semester 5 di Universitas Pendidikan Ganesha. Gadis berbadan ramping ini sedang mengambil program studi Akuntansi S1. Sisi lain sebagai mahasiswa, dia juga adalah seorang pebisnis di dalam kampusnya. Saat ini, dia sedang mengemban tugas sebagai Ketua Umum Koperasi Mahasiswa (Kopma) Citra Dana Universitas Pendidikan Ganesha.

Koperasi yang dikelolanya saat ini sedang mengelola program Bank Sampah. Gadis dengan angka kelahiran 1 April 1999 ini, cukup fasih menceritakan pengalamannya dalam mengelola bank sampah di kampusnya. 

- Advertisement -

Bagi banyak kalangan kampus, program bank sampah Kopma Citra Dana ini adalah ‘gudang duit’ karena disitu ada transaksi ekonomi yang bisa mensejahterakan anggota koperasi.

Program ini sudah bergulir selama 2 tahun. Bahkan, promosinya dari dua sisi yakni online maupun offline sehingga nama bank sampah kopma Citra Dana  semakin di kenal oleh kalangan mahasiswa Undiksha.  

Apa yang mendasari Ega meluncurkan bank Sampah dibawah naungan kopma Citra Dana? Ega menyebutkan bahwa masalah terbesar yang dihadapi Negara ini utamanya permasalahan sampah plastik yang sangat sulit dihindari penggunaannya. Plastik sulit untuk ditanggulangi dengan baik.  

“Ketika plastic menumpuk, akan mengakibatkan permasalahan lingkungan, salah satu cara efektif untuk menanggulanginya yaitu dengan mendirikan program Bank Sampah.” kata Ega.

- Advertisement -

Program ini sama seperti bank konvensional, hanya saja memiliki sisi yang berbeda.  Ketika yang ditabung nasabah, bukanlah uang melainkan sampah plastik, sampah kertas yang dapat di cairkan dengan nominal uang.  

“Selain ditabung dapat juga dicairkan dengan nominal uang langsung.” katanya.

Program menabung sampah plastik di Koperasi Mahasiswa ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa Undiksha terhadap lingkungan sekitar akan dampak bahaya sampah, khususnya plastik yang susah terurai.

“Maka tercetuslah program ini untuk meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dengan Kopma sebagai pihak penggiat, yang kemudian didistribusikan ke pengepul sampah atau Kondensor, dan kemudian menuju pusat Bank Sampah Plastik.” Jelasnya.

Ega, selaku Ketua Koperasi Mahasiswa Citra Dana turut serta mengajak seluruh civitas akademika Undiksha untuk peduli sampah dari sekarang.

Ajakan itu dia lakukan dnegan cara sosialisasi kepada mahasiswa baru untuk bersama-sama peduli sampah plastik, dimulai dari memilah sampah plastik untuk dijual dan dimanfaatkan keuntungan nilai ekonomisnya.

Bahkan nabung sampah di Koperasi Mahasiswa sudah dipermudah dengan adanya Aplikasi SPF Citra Dana.

Olehnya, banyak hal kecil yang dapat kita lakukan untuk memilah sampah dan mengurangi penggunaan sampah plastic dimulai dari kesadaran diri sendiri.

“Saya hany aingin mengajak teman-teman, Yuk kita bergerak untuk menanggulagi sampah plastik dari sekarang, sebelum semuanya menjadi semakin besar lagi dan semakin ditanggulangi.” tutur Ega

Dalam alam pikirnya, sampah sudah menjadi problematika masyarakat Indonesia sejak lama. Bahkan menindaklanjuti hal ini, Gubernur Bali I Wayan Koster mencetuskan UU Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai, yang kemudian menegaskan ke beberapa pusat perbelanjaan di Bali untuk tidak lagi menyediakan kantung plastik.

Melalui regulasi ini, setidaknya mengubah stigma masyarakat akan penggunaan plastik sekali pakai yang membahayakan lingkungan.

Kata Ega, prinsip sederhana Kopma Citra Dana dikenal “Small Action By Impact” yang artinya, tindakan sekecil apapun yang kita lakukan akan berdampak besar nantinya. Prinsip itu salah satunya diejawantahkan dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik, dan memilah sampah plastik untuk untuk dijual kembali.

Ketika tindakan kecil ini dilakukan oleh lebih banyak orang lagi, maka ini akan berdampak sangat besar sekali, katanya.

Selain itu ia juga mengungkapkan mengenai prinsip hidup orang Bali yang selalu di pedomaninya dalam menjalankan roda organisasi,  “Tri Hita Karana”.  Ajaran tersbeut mengajarkan untuk menjaga menjaga keseimbangan alam dengan menumbuhkan keharmonisan dengan Tuhan, sesama manusia, dan juga lingkungan sekitar.

“Ketika ketiga hal penting dalam Tri Hita Karana ini berjalan dengan seimbang atau harmonis maka kehidupan manusia akan berjalan dengan damai” pungkasnya. |April|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts