Dirumahkan, Karyawan Hotel Budidaya Tanaman Herbal

Singaraja, koranbuleleng.com | Pemutusan hubungan kerja ataupun dirumahkan, menjadi pil pahit bagi sebagain masyarakat yang bekerja pada perusahaan swasta terutama dibidang pariwisata. Dampak pandemi COVID 19 membuat industri pariwisata menjadi lesu, hotel-hotel tutup, restaurant tutup, obyek wisata tutup.  Akibatnya, ribuan pekerja hanya bisa berdiam dirumah.  

Kini, berbagai upaya dilakukan untuk bertahan hidup dengan jeli membaca peluang yang bisa menghasilkan di kala ekonomi seperti saat ini.

- Advertisement -

Hal itu dilakukan Cristian seorang karyawan hotel dari Buleleng bersama rekannya Juniarta untuk mencoba usaha pembibitan tanaman herbal.  Mereka berdua mengembangkan usaha tanaman herbal sejak bulan Maret 2020  ketika mereka mulai dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Cristian menuturkan, ide memulai pembibitan tanaman herbal berawal  dari menjual daun mint kepada sebagian wirausahawan yang menjual produksi minuman campuran bernama Mojito.  

Di masyarakat  minuman beralkohol yang dicampur daun mint kerap disebut Mojito. Hanya bermodal Rp 200 ribu, permintaan daun mint semakin hari semakin meningkat. Merasa kebutuhan akan daun mint banyak, mereka berdua memulai menjual bibit daun mint yang langsung diambil dari desa Pancasari dan mencoba dikembangkan  di rumah.  

“Kita juga pernah coba bikin minuman mojito, karena yang  jual mojito sudah banyak, kenapa kita tidak produksi bahan daun mintnya saja.  Dari situ lah kita coba budidaya,” ujar Cristian ketika ditemui di rumahnya di Desa Baktiseraga.

- Advertisement -

Awalnya, Cristian memposting tanaman herbalnya hanya di media sosial Facebook.  Selama beberapa hari hanya mendapat beberapa orang pelanggan, namun setelah berjalan terus,  mereka mendapat pesanan hingga sampai keluar Buleleng.

“Awalnya kita ngirim paling jauh ke daerah Mengwitani, kemudian kemarin  kirim ke Klungkung,  bahkan yang di klungkung ini sudah langganan pesan diisni” lanjut pria yang juga pernah jadi PMI ini

Tak hanya daun mint saja, permintaan pun semakin banyak bahkan ada yang memesan  bibit tanaman herbal lainya seperti oreganorosemarythymedillbasil, bahkan seledri.

“Respon mereka positif, bahkan ada yang pesen jenis tanaman lain, mulai dari situ kita juga kembangkan tanaman herbal lainya” imbuh pria berusia 25 ini

Christian  saat ini hanya budidaya sekitar 70-80 tanaman saja yang dipelihara dengan baik di pekarangan rumahnya. Bibit yang hanya berjumlah 80 Cristian menyebut untuk mengantisipasi ada yang membeli yang sifatnya sedikit. Sehingga jika ada yang membeli 1 atau 2 mereka selalu siap.

Namun jika ada yang memesan dalam jumlah banyak, mereka juga sudah siap, hanya saja perlu waktu kurang lebih lima 4 untuk memastikan bibit tanaman benar-benar tumbuh baik.

“Kita disini cumin stok sedikit, nanti kalau ada yang mesen dekat-dekat sini kan gampang. Kalau misalnya pesanan keluar Buleleng  yang jumlahnya banyak nanti kita bibit lagi, nanti ada tempo waktunya” imbuh Cristian

Sehari-hari mereka berdua biasanya bisa menjual menjual hingga 15-30 bibit dengan harga bervariasi tergantung jenis tanamanya. Omset yang mereka dapatkan pun lumayan, sebulan bisa kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.  

“Sebulan sekitar Rp 3 juta, tapi itu masih kotor. Kalau harganya ada yang Rp. 15 ribu, ada yang paling mahal Rp 30 ribu itu tanaman Rosmery” ungkap Christian

Sementara itu, Juniantara mengatakan jika perawatan tanaman herbal tidak terlalu susah. pembibitan diawali dari pengambilan calon-calon tanaman baru untuk kemudian ditempatkan dengan media Polybag. Sebelum dimasukan, dipastikan Polybag sudah berisi tanah yang baik dan dicampur dengan sedikit pupuk organik.  Tempat penyimpananya pun harus ditempat yang teduh jauh dari terik matahari langsung untuk mencegah layu pada daun.

“Kendalanya paling ketika kita ambil bibit dari Pancasari  kemudian dibawa di Singaraja.  Harus dipastikan airnya, karena suhu disana kan beda sama disini, jadi airnya harus konsisten. Sehari 2 kali penyiraman pagi dan sore hari,” kata pria yang kerap disapa Meot

Meot berharap  agar situasi segera normal kembali atau paling tidak sektor pariwisata segera dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terlebih pelaku pariwisata pada saat ini sudah mulai menyiapkan diri menghadapi normal baru.  

“Mudah-mudahan  keadaan cepat seperti dulu lagi,  apa lagi sekarang sudah ada wacana new normal untuk pariwisata. Supaya  karyawan yang dirumahkan kemarin bisa kembali bekerja,”  harap Meot  . |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts