Balita Alami Luka Bakar, Biaya Perawatan Tinggi Namun Tak Punya KIS PBI

Balita alami luka bakar dirawat intensif di RSUD Buleleng |FOTO : Rika Mahardika|

Singaraja, koranbuleleng.com| Namanya Luh Tasya Devi Juniantari. Anak tersebut baru berusia empat tahun. Ia kini terbaring lemas di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng karena mengalami luka bakar. Bagian wajah dan pundaknya melepuh akibat terkena air panas.

- Advertisement -

Tasya sudah menjalani perawatan sejak Sabtu, 7 November 2020 lalu. Tenaga medis mendiagnosa jika luka bakar yang dideritanya terbilang parah, yakni mencapai 14,5 persen. Hingga kini, Tasya pun masih harus mendapatkan perawatan secara intensif.

Penderitaan yang dialami Tasya juga menjadi pukulan bagi kedua orang tuanya Ketut Eva Agusta dan Nengah Sariani. Dengan setia, mereka selalu menemani sang buah hati menjalani perawatan. Cobaan bagi keluarga dari Banjar Dinas Tukad Ampel, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan ini kian memburuk, setelah mengetahui biaya yang harus ditanggung dari perawatan anaknya tersebut.

Baru beberapa hari saja, biaya perawatannya sudah mencapai Rp19 Juta. Biaya yang tinggi itu muncul karena Tasya sang buah hati menjalani perawatan sebagai pasien umum. Pasalnya, Tasya memang tidak memiliki Jaminan Kesehatan. Kedua orang tuanya itupun tidak memiliki banyak uang untuk membayar biaya tersebut. Eva, Sang Ayah sehari-harinya hanya bekerja sebagai nelayan.

Ditemui di RSUD Buleleng, Eva Agusta menuturkan, kejadian itu terjadi pada Jumat, 6 November 2020 lalu. Sebelum kejadian, Putrinya sedang bermain dengan sepupunya di dalam rumah. Saat tengah bermain itu, Tasya tiba-tiba berlari menghampiri sang nenek, yang tengah memindahkan air panas ke sebuah panci.

- Advertisement -

“Saat lari itu bagian kepala anak saya itu menabrak gayung yang berisi air panas, dan langsung tumpah,” tuturnya.

Dari kejadian itu, Tasya pun langsung dilarikan ke salah satu bidan yang ada di Desa Kubutambahan. Namun, karena luka bakar yang dialami cukup parah mencapai 14.5 persen, Tasya pun akhirnya dirujuk ke RSUD Buleleng. Pihak keluarga pun akan berusaha untuk bisa membayar biaya pengobatan tersebut.

 “Anak saya tidak punya jaminan kesehatan. Sudah empat kali ngurus ke Desa agar dapat bantuan jaminan kesehatan KIS PBI, tapi tidak bisa. Selain itu anak saya sudah 3×24 jam dirawat, jadi pihak rumah sakit mendatanya sebagai pasien umum. Sejauh ini sudah ada dua komunitas yang memberikan bantuan dana, tapi tetap tidak mencukup. Saya akan berusaha  nyari utang, yang penting anak saya bisa sembuh,” kata Eva Agusta. 

Sementara Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budi Antara mengatakan, setelah tiba di RSUD Buleleng, Tim Medis langsung memberikan penanganan intensif kepada bocah malang tersebut, termasuk memberikan tindakan operasi pada Senin, 9 November 2020 lalu. Meski kondisi Tasya saat ini sudah mulai membaik, RSUD Buleleng menyarankan kepada pihak keluarga agar anak tersebut dirujuk ke RSUP Sanglah.

“Agar bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut, kami sudah merekomendasikan agar pasien dirujuk ke RSUP Sanglah, karena disana ada instalasi khusus untuk menangani pasien luka bakar. Tapi dari pihak keluarga menyatakan keberatan untuk dirujuk. Untuk biaya sampai hari ini, sudah mencapai Rp19 juta lebih, dan pasien statusnya masih umum. Kami juga tidak bisa memastikan sampai kapan pasien akan dirawat, itu kebijakan medis,” ujarnya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts