Bamboo Corner Berdayakan Perajin, PLN Dorong Peningkatan Kapasitas

Perempuan penganyam bambu di Desa Sidatapa |FOTO : Putu Nova A.Putra|

Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah perempuan desa Sidatapa, begitu cekatan menganyam ragam kerajinan berbahan bambu, Kamis 18 Pebruari 2021. Seperti kukusan, sokasi, besek, keranjang, hiasan lampu. Mereka cekatan karena sudah terbiasa. Menganyam bambu, menjadi warisan pekerjaan secara turun-temurun di Desa Sidatapa.

- Advertisement -

Desa Sidatapa, salah satu desa di Bali aga memang warganya lebih dominan mempunyai mata pencaharian sebagai perajin bambu, selain bertani. Di Desa Sidatapa, sedikitnya ada 2.657 perajin anyaman bambu. Hasil anyaman warga desa Sidatapa, biasanya dikirim ke sejumlah daerah di Bali, bahkan hingga ke pulau Jawa.

Sebagian perempuan penganyam ini juga menjadi mitra dari Bamboo Corner, sebuah rumah produksi kerajinan anyaman bambu di Desa Sidatapa. Bamboo Corner dibangun oleh Komunitas English Corner, dulu bernama Sidatapa English Corner sebagai cikal bakalnya.  

Kesuksesan English Corner memantik ide lain untuk memberdayakan warga penganyam dan mempromosikan desa, akhirnya dibentuklah Bamboo Corner. Kerajinan yang dibuat warga Sidatapa dipasarkan oleh Bamboo Corner. Bahkan tidak jarang, sejumlah agen pariwisata berbelanja melalui sistem online ke Bamboo Corner. Beberapa hotel di Bali juga ada yang memesan ragam hiasan hotel.    

Bamboo Corner telah menjadi mitra PLN. PLN memberikan bantuan dalam bentuk CSR (Corporate Sosial Responsibility)  untuk pemberdayaan para perajin. Bantuan digunakan untuk mendirikan rumah produksi dan sejumlah perangkat mesin untuk membuat kerajinan bambu dan pelatihan.

- Advertisement -

Ketua English Corner, Komang Rena mengungkapkan Bamboo Corner ini menjadi salah satu program kerja dari English Corner. Fungsi rumah produksi, selain sebagai tempat memproduksi kerajinan dari penganyam bambu, juga menjadi ruang pemasaran kerajinan khas Desa Sidatapa.

“Untuk mendirikan bangunan display ini, berbahan bambu dibantu oleh PLN. Kami juga dibantu mesin untuk membuat kerajinan lain seperti tumbler atau tempat air berbahan bambu,” terang Rena.    

Sementara salah satu penganyam, Luh Kerti menerangkan kegiatan menganyam ini sudah dikaukan sejak dirinya duduk dibangku skeolah dasar. Sebagian besar penduduk desa Sidatapa sudah terbiasa menganyam sejak kecil.

“Ini turun temurun, saya saja sejak kecil belajar dari ibu. Ibu saya belajar dari nenek saja,” kata Kerti.

Sementara, Kerti harus membeli bamboo dari pengepul juga. Biasanya, ada penjual bambu yang membawakan dalam jumlah banyak.  Kebutuhan bambu cukup tinggi, seiring produktifitas kerajinan bambu ini juga sangat banyak dilakukan oleh warga.

“Memang kalau mengandalkan bambu dari desa saja, kurang. Kebutuhan bambu disini sangat tinggi,” ujar Dendi, salah satu pengurus English Corner dan Bamboo Corner.  

Sementara, untuk memajukan usaha desa dari warga desa Sidatapa, PT PLN (Persero) UID Bali melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli bersama English Corner Community (ECC) memberikan pelatihan kerajinan bambu yang dilaksanakan di rumah produksi Bamboo Corner, Desa Sidetapa, Buleleng. 

Manager PLN ULP Singaraja Ida Bagus Darma Yudanta mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian PLN kepada masyarakat dalam membantu peningkatan perekonomian di masa pandemi COVID-19.

“PLN berkomitmen untuk mendukung peningkatan kapasitas UMKM, sehingga diharapkan pelatihan ini dapat bermanfaat dan menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada sekaligus mampu membuka peluang sumber – sumber pendapatan yang berkelanjutan,” kata Yudanta.

PLN, pada September 2020 lalu, telah memberikan bantuan TJSL kepada Bamboo Corner senilai 80 juta rupiah yang digunakan untuk pembangunan rumah produksi dan pembelian peralatan mesin listrik pengolahan bambu serta peralatan pendukung listrik.

“Melalui bantuan mesin ini, kami turut mengedukasi masyarakat agar dapat memanfaatkan penggunaan energi listrik dalam kegiatan sehari – hari maupun kegiatan usahanya, karena dibandingkan dengan energi fosil seperti BBM, listrik jauh lebih bersih dan efisien,” terangnya.

Alat mesin listrik yang sebelumnya telah diberikan oleh PLN ini menurutnya akan mampu meningkatkan hasil produksi perajin bambu di Sidetapa. Dirinya juga berharap pelatihan yang terselenggara hari ini mampu meningkatkan keterampilan perajin bambu. 

“Mudah – mudahan hasil produknya nanti mampu memenuhi ekspektasi pasar lokal maupun internasional,” jelas Budiasa. 

Pelatihan yang diikuti oleh 20 orang dari 3 dusun mendatangkan Ketua APIK (Asosiasi Pengrajin Industri Kecil) Buleleng, Nyoman Sudana sebagai narasumber. 

Sudana mengenalkan bambu dan kegunaannya yang dapat dimanfaatkan untuk kerajinan sehingga bernilai jual tinggi. 

“Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, pengrajin harus mengenali dulu bagian – bagian bambu yang dapat dimanfaatkan untuk kerajinan. 

Selain itu memahami teknik dasar pengolahan bambu juga menjadi pengetahuan yang wajib dimiliki pengrajin,” jelasnya.

Selama kegiatan berlangsung, peserta nampak antusias, hal ini terlihat pada produk – produk yang dihasilkan saat itu juga memiliki kualitas yang baik. Produk yang dihasilkan antara lain set meja kursi bambu, tumbler, gelas, tempat alat tulis, keranjang parsel, asbak dan tempat lampu dinding. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts