Sukses Bumdes Bhuwana Utama Kelola Potensi dan Pekerjakan Warga Desa

Suasana layanan di Bumdesa Bhuwana Utama Desa Panji |FOTO : Luh Sinta Yani|

Singaraja, koranbuleleng.com | BUMDesa (Badan Usaha Milik Desa) memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan perekonomian desa. BUMDesa hadir sebagai jawaban terhadap kurangnya pengelolaan Sumber Daya Alam di desa beserta Sumber Daya Manusianya. Bumdesa Bhuana Utama Desa Panji, Buleleng  yang menjadi solusi bagi desanya untuk menyejahterakan warga desa..

- Advertisement -

Bumdesa ini berdiri semenjak tanggal 16 Desember 2016, namun mulai aktif tanggal 26 Juli 2017. Bumdesa Bhuana Utama Panji ini menjadi salah satu pionir dari pergerakan Bumdesa dalam menyejahterakan masyarakat. 

Ketua Bumdesa Bhuana Utama Panji, Edy Susena menceritakan bahwa awal terbentuknya Bumdesa karena adanya permasalahan air di Desa Panji. Banyak masyarakat yang komplain karena air sering mati, tidak ada pengecekan air, dan masalah air lainnya. 

“Faktor penyebab dari permasalahan ini adalah belum adanya transparansi manajemen, kurang pengelolaan SDM, dan kurangnya partisipasi masyarakat. Maka dari itu Bumdesa Panji mengambil pengelolaan air menjadi unit usaha di Bumdesa,” ujar Edy.

Tahun 2017, ada beberapa hal yang dibenahi yakni di internal dan peraturan layana  air.  Sebelumnya, masyarakat yang telat membayar air hanya dikenakan denda Rp2.000. Denda yang cukup kecil membuat masyarakat cukup malas melakukan pembayaran. 

- Advertisement -

Denda inilah yang kemudian dinaikan menjadi Rp20.000. Masyarakat tentunya tidak menerima dan mulai ada gesekan. Tetapi dengan pendekatan ke masyarakat dengan memberikan informasi yang jelas, masyarakat akhirnya memahami. 

Edy juga senantiasa memberikan arahan kepada pegawainya agar menerapkan pola kerja yang disiplin. Ketika ada komplain masyarakat harus segera ditangani. “Harus datang ke rumah pelanggan, paling tidak bisa memberikan janji dulu kapan akan diperbaiki,” ungkap Edy. 

Sebelum diberlakukan denda dengan jumlah besar, dari 3.200 pelanggan air, 2800-nya menunggak bayar. Pendapatan yang diperoleh dari unit usaha air sebesar 40 juta selama satu bulan, dan pendapatan tersebut hanya disimpan di bank dengan bunga yang cukup kecil.

Maka dari itu, pada tahun 2018, Edy berpikir untuk memanfaatkan uang tersebut untuk diputar kembali, yakni dengan membuka unit usaha simpan pinjam. Bunga yang dikenakan cukup rendah dibandingkan dengan lembaga pembiayaan lainnya sehingga bisa mendukung perekonomian masyarakat.

Resiko simpan pinjam yang cukup besar, sedangkan tidak adanya jaminan dari peminjam, maka Bumdesa Panji menggagas untuk mengikat masyarakat agar sadar untuk membayar melalui penjaminan rekening air. “Kalau mereka tidak membayar kredit, maka airnya yang akan kami putus,” tegas Edy. 

Setelah tercetusnya unit simpan pinjam, Edy melihat peluang lainnya yaitu di Desa Panji banyak terdapat pengembang perumahan. Mereka selama ini tidak ada yang berani mengambil bahan bangunan di Desa Panji dan malah membelinya di luar. Bumdes mencoba untuk membuka toko bangunan yang menjual material bangunan dan aksesoris air.

“Jadi jika pengembang mau memasukan air, maka mereka wajib melakukan pembelanjaan di Bumdes. Kalo ga gitu, saya tidak akan kasi akses air,” tutur Ketua Bumdesa Panji.

Akibat hal tersebut, banyak ada perlawanan dari pengembang, dan dikatakan hal tersebut adalah monopoli. Tapi Edy berprinsip bahwa hasil dari Bumdes ini akan menjadi PAD (Pendapatan Asli Desa) Panji, maka monopoli ini adalah hal yang tepat dilakukan. 

Paling utama juga adalah cara untuk mengatur SDM di Bumdesa-nya. Dulu hampir setiap hari SDM memberikan nota, dan ada kemungkinan nota tersebut dinaikan harganya. Tapi sekarang jika ada kerusakan, teknisi tinggal berkoordinasi dan mengambil barang di toko. 

Jadi yang berperan nantinya adalah pihak unit usaha air dan juga unit simpan pinjam. Dari sana rekening toko akan bertambah dan rekening air akan berkurang melalui unit usaha simpan pinjam. Jadi mulailah terbentuk sebuah sistem, dimana teknisi itu tidak lagi mengambil uang. Jadi hanya orang-orang tertentu saja yang tahu, atau hanya melalui transfer antar rekening.

“Bumdes itu diharapkan untuk menggali potensi ekonomi desa, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, mengurangi pengangguran, dan sekaligus memberikan pendapatan asli desa,” jelas Edy. 

Awalnya Bumdesa Bhuana Utama Panji hanya memperkerjakan 11 orang, namun sekarang sudah memperkerjakan 26 orang yang berasal dari masyarakat Panji sendiri, dengan gaji yang sudah mencapai UMK dan mendapatkan tunjangan kesehatan dan jaminan kerja. Dengan demikian, bekerja di desa akan sama dengan bekerja di luar dengan poin plusnya bisa ikut terlibat dalam menyame braya di desa. 

Pendapatan Bumdesa Panji akan disalurkan juga sebagai PAD yang biasanya diberikan untuk desa adat dan juga subak. Tidak lupa Bumdesa akan menyisihkan sebesar 5% dari laba untuk dana sosial dan peningkatan kapasitas pendidikan. 

Tahun 2021 ini Bumdesa bersama pemerintah Desa Panji akan konsentrasi terhadap peningkatan dan pemberdayaan UMKM yang ada di Panji. Jika mereka membutuhkan modal, maka ada diberikan modal, jika mereka membutuhkan pendampingan dalam pencatatan maka akan didampingi, jika mereka butuh bantuan untuk memasarkan produk, maka akan dibantu di bagian pemasarannya.

Laba bersih yang diperoleh Bumdesa Bhuana Utama Panji di tahun 2020 kurang lebih sebesar 540 juta rupiah. Bumdesa ini juga sudah mulai beralih pada sistem digitalisasi.

Untuk memudahkan sistem pembayaran, Bumdesa Panji memiliki website PAM Desa Bali. Website ini sangat membantu dalam memudahkan tata kelola pembukuan. Transparansi juga lebih terjamin. Layanan digital, setidaknya bisa diterapkan pada unit simpan pinjam. Dengan teknologi itu, nasabah dapat mengetahui saldo tabungan mereka sewaktu-waktu.

“Harapannya, Bumdesa Bhuana Utama Panji ke depannya mampu bersaing dengan UMK di luar dan masyarakat mampu lebih mengenal Bumdes,” pungkas Edy.(*)

Pewarta : Ni Luh Sinta Yani

Editor     : I Putu Nova A. Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts