Pemkab Buleleng Harus Cermati Kekurangan Anggaran Hingga Rp 29 Miliar

Pembahasan KUA PPAS | FOTO : ISTIMEWA|

Singaraja, koranbuleleng.com | DPRD Kabupaten Buleleng dan Pemerintah Kabupaten Buleleng secara maraton membahas KUPA dan PPAS APBD Perubahan tahun anggaran 2021, Senin, 13 September 2021. Ada kekurangan anggaran sebesar Rp29 miliar dalam APBD Buleleng untuk membiayai sejumlah program kerja pemerintah.

- Advertisement -

Sekretaris Daerah, Gede Suyasa menyampaikan DPRD Buleleng telah mengarahkan dan menyarankan agar Pemkab Buleleng menghitung kembali secara cermat anggaran yang ada selama ini, serta melakukan efisiensi untuk menutupi kekurangan anggaran tersebut.

“Jadi kita memperoleh pendapatan dari PAD provinsi sebesar 14 miliyar, dan kita masih kurang 29 miliyar,” ujar Suyasa.

Kekurangan ini diharapkan bisa ditutupi dari beberapa komponen, seperti mencermati kembali penganggaran PBI (Penerima Bantuan Iuran ) BPJS. Pemerintah juga diminta untuk menyisir anggaran SKPD untuk efisiensi. Kegiatan yang tidak penting diminta agar dihapuskan.

“SKPD sudah dua kali kena refokusing, yaitu Bulan Maret lalu dan juga sekarang. Termasuk KONI yang juga mengembalikan sebesar 1,3 miliyar,” ungkap Suyasa.

- Advertisement -

Disisi lain, ada peningkatan Pendapatan daerah dari Balai Layanan Umum Rumah Sakit Daerah Buleleng. alau pendapatan terlihat naik karena Pendapatan dari RSUD Buleleng sebesar Rp16 miliyar dan RS Pratama Tangguwisia dan RS Pratama Giri Emas mencapai Rp17 miliyar. Diartikan, Rumah sakit sudah cukup produktif dibandingkan dengan tahun lalu.

Tapi jika pendapatan rumah sakit mulai naik, artinya masyarakat sudah tidak takut berobat walaupun tidak sedang COVID-19. Pelayanan rumah sakit juga semakin naik, fasilitas semakin bagus, pengalaman penanganan COVID dan non-COVID sudah semakin baik, dan kepercayaan publik meningkat.
Alternatif lain, untuk menutupi kekurangan anggaran tersebut berpotensi untuk mengurangi tunjangan atau penghasilan pegawai, termasuk pegawai kontrak.

“Tinggal menghitung persentasenya. Sedangkan yang lainnya sudah disetujui dan akan dipotong selama empat bulan, yakni Bulan September, Oktobet, November, dan Desember.” kata Suyasa.

Suyasa mengungkapkan dalam meningkatkan pendapatan di situasi COVID-19 bukan pekerjaan yang mudah.

“Mudah-mudahan ke depannya kasusnya semakin landai, situasi semakin membaik, dan masyarakat disiplin dengan prokes, baru bisa ekonomi semakin bergerak.” tutup Suyasa. |SY|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts