Sepi Wisatawan, Pegawai Hotel Rela Diupah dengan Beras

Made Riasta, Manajer hotel Selini di desa Pemuteran. |Foto : Edy Nurdiantoro|

Singaraja, koranbuleleng.com | Dampak pandemi COVID-19, benar-benar membuat dunia pariwisata  sangat lesu.  Kondisi ini pun membuat para pelaku wisata di Buleleng telah putus asa. Termasuk pelaku wisata yang ada di wilayah Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak.

- Advertisement -

Bagaimana tidak, wisatawan yang berkunjung ke Pemuteran hampir dipastikan tidak ada selama kurang lebih dua tahun. Tak heran, Pelaku wisata yang biasa keliling menemani wisatawan beralih profesi untuk sekedar bisa bertahan hidup. Ada yang menjadi nelayan, petani ternak dan bekerja serabutan sebagai buruh kasar.

Salah satu yang mengalaminya adalah Made Riasta, manajer salah satu hotel di Pemuteran. Saat ini ia bersama  pekerja wisata lainya harus berusaha mencari nafkah dengan beternak dan bertani.

 “Nyaris semua karyawan hotel sekarang dirumahkan. Saya sendiri bertani dengan menanam jagung. Kalau itu tidak dilakoni kami makan apa,” ucap Riasta.

Meski demikian, ia masih tetap berkecimpung di dunia pariwisata. Hanya saja, kali ini sudah sangat-sangat jauh berbeda. Bahkan ia rela hanya digaji dengan beras agar bisa tetap bertahan hidup.

- Advertisement -

Riasta menceritakan, sejak April 2020 sudah tidak ada tamu menginap. Ia mengakui, banyak hotel terlihat tidak terurus. Namun  ia bersama rekan-rekan seprofesinya masih bersyukur masih ada sebagian hotel dan villa untuk memberikan pekerjaan. Meski hanya melakukan perawatan serta bersih-bersih dengan imbalan beras tidak lebih dari 20 Kg sebulan.

” Ya dari kami ada yang dibayar dengan beras dan itu bayaran yang kami anggap realistis. Ini adalah pilihan untuk bisa bertahan hidup,” ungkap Riasta, Kamis 11 November 2021

Dengan ada kebijakan pemerintah membuka penerbangan, Riasta pun optimis, kedepan pariwisata di Bali dan Buleleng akan kembali pulih meskipun itu secara perlahan.  Iya pun mengaku bersyukur, karena pada bulan Maret 2022 pihaknya sudah mulai menerima konfirmasi dari sejumlah wisatawan Eropa yang akan berlibur ke desa Pemuteran dan sekitarnya untuk menikmati wisata laut dengan habitatnya.

“Wisatawan asing belum ada, tapi wisatawan domestik sudah ada. Kami harap, situasi ini membaik dan menjadi langkah awal kebangkitan pariwisata di Bali,” pungkas Riasta. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts