Nikmat Sate Plecing Yang Dijual Fuadi

Singaraja, koranbuleleng.com | Siang hari itu, cuaca panas dan terik matahari masih menyelimuti kota Singaraja. Kendati demikian hal itu tak memupus harapan Fuadi untuk terus mencari nafkah dengan berjualan sate plecing. Fuadi tetap mengipas arang untuk membakar satenya hingga matang.

Ia berjualan di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak kecil khas kaki lima. Tempatnya berdekatan dengan komplek pertokoan dan pusat ekonomi lain yang bisa dibilang strategis karena banyak orang yang lalu lalang disana. Lokasinya di Jalan Hasanudin, Kelurahan Kampung Baru Singaraja.

Sate plecing merupakan Salah satu makanan khas Bali Utara yang masih belum banyak diketahui masyarakat luas. Adanya nama plecing bukan berarti sama dengan kuliner plecing kangkung, tetapi sate plecing tidak dicampur dengan sayur kangkung. Namun sate plecing yakni sate tusuk pada umumnya yang berbahan bumbu plecing. Bila ingin merasakan rasa dari kuliner satu ini bisa langsung datang dan rasakan sendiri olahan sate plecing warung Fuadi di Jalan Hasanudin.

Bumbu plecing pada sate yang dibuat Fuadi memang nikmat. Pedas, gurih dan asam segarnya menyatu dilidah . Apalagi kalau ditambah dengan kecap manis khas Singaraja, Meliwis yang disediakan di warungnya, maka rasanya akan tambah nikmat pastinya.  Harganya pun relatif murah yaitu hanya dengan membayar Rp10.000 saja anda sudah dapat menikmati seporsi sate plecing serta nasi putih. Seporsi sate plecing berisi 7 tusuk sate.

“Bahan dasar sate plecing di warung saya itu daging ayam, setelah dibakar baru dilumuri dengan bumbu plecing” ujar Fuadi, Jumat 4 Februari 2022.

Adapun cara pengolahannya cukup sederhana yakni sate yang telah ditusuk dilumuri bumbu kecap terlebih dahulu sebelum dibakar. Setelah matang baru dilumuri dengan bumbu plecing yang didominasi dengan cabai merah, yang membuat warnanya merah menyala serta rasanya juga pedas.

“Bumbu plecingnya dibuat dari bahan dasar tentunya cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, tomat segar, jeruk limau, gula pasir, garam dan terasi” Paparnya.

Ia mengaku sejak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Buleleng lumayan mempengaruhi penjualannya. Lanjut ia berharap agar pandemi Covid-19 cepat berlalu sehingga dapat berpengaruh pada penjulannya.|WK|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts