Suma Argawa, Maestro Seni Topeng Meninggal Dunia

Singaraja, koranbuleleng.com │Maestro Topeng asal Buleleng,  I Nyoman Suma Argawa, meninggal dunia di usia ke 65 Tahun. Priayang juga pelukis ini meninggal dunia, Sabtu 21 Mei 2021.  Dia meninggalkan 1 istri dan dua anak serta 3 orang cucu.

Sebelumnya, Suma Argawa dibawa ke rumah sakit oleh keluarga lantaran kondisinya lemas.

- Advertisement -

Seniman kelahiran Desa Bungkulan, 15 November 1956 merupakan seorang seniman yang pernah menempuh pendidikan seni rupa di STSRI Yogyakarta.    Banyak karya yang telah ia ciptakan. Baik dari lukisan, dan berbagai macam topeng khas Buleleng. Dia salah satu penari topeng tersohor di Bali.

Sudah banyak penghargaan yang pernah ia raih. Salah satunya penghargaan topeng tua terbaik di Bali tahun 1991. Juga mendapat penghargaan seni Kriya Asri Yogyakarta, penghargaan sebagai penari dalam misi kesenian ke Jeju, Korea Selatan, serta penghargaan partisipasi pameran seni lukis 2016 dan beberapa penghargaan atas sumbangsihnya dalam Pesta Kesenian Bali.

Banyak yang tidak menyangka Suma Argawa harus pergi untuk selamanya. Kondisinya yang masih bugar dan sering berolahraga membuat pihak keluarga tak menyangka akan kepergian Suma Argawa.

Bahkan, sebelum dibawa ke rumah sakit, Suma Argawa masih aktif melukis di kediamanya di Desa Bungkulan.

- Advertisement -

“Suami saya gemuk, makan juga kuat. Melukis juga masih aktif. Kadang juga fitness. Saya gak nyangka suami saya meninggal” ujar, Ni Ketut Nadri Istri Suma Argawa saat ditemui di rumah duka

Ketut Nadri tak bisa menyembunyikan kesedihan karena harus kehilangan suami tercinta. Ia pun tak mempunyai firasat sebelum suaminya meninggal dunia. Meski demikian, ia berusaha ikhlas atas kepergian Suma Argawa.

Dengan kepergian suaminya, impian Ketut Nadri untuk ikut menemani Suma Argawa memamerkan hasil karyanya di Belanda harus sirna. Padahal persiapan untuk pameran di Belanda sudah disiapkan jauh-jauh hari.

“Target Suami Saya pameran lukisan topeng di Belanda. Saya sempat diajak. Itu tahun 2020 rencananya. Karena Covid19 jadi ditunda. Padahal tempat sudah disiapkan di Belanda. Pameran itu khusus hasil karya suami saya,” kata Nadri.

Sebelum meninggal dunia, Suma Argawasempat berpesan kepada anaknyaMade Sumaryadi  agar jasadnya tidak di kremasi melainkan di Aben. Rencana prosesi pengabenan akan dilaksanakan pada 31 Mei 2021.

Sementara itu, semua karya-karya dari Suma Argawa akan dijaga baik-baik oleh pihak keluarga. Bahkan, Sumaryadi Ingin kembali memasyarakatkan kembali tradisi seni khas seluas-luasnya dengan hasil karya dari bapaknya.

“Seni khas Buleleng agar lebih dikenal sehingga tetap lestari. Boleh melakukan perubahan, namun jangan menghilangkan dan merubah pakem dari makna budaya dan seni tersebut” ucap Sumaryadi. │ET│

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts