Pedas, Harga Cabai Seakan “Membunuh” Masyarakat

Beberapa waktu ini, jeritan masyarakat semakin keras karena lonjakan harga bumbu-bumbu pokok dapur, salah satunya disebabkan oleh lonjakan harga cabai. Bagaimana tidak, harga cabai per hari Kamis, 7 Juli 2022 di provinsi Jawa Timur mencapai Rp 100.000 per kilogram.  Padahal Jawa Timur merupakan salah satu daerah produsen cabai terbesar di Indonesia. Kenaikan harga cabai disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di sentra produksi cabai yang berdampak pada rusaknya hasil panen, sehingga cabai tidak layak untuk dipasarkan, dan ada juga yang dilakukan penundaan masa pemetikan.

Lonjakan harga cabai tentunya akan sangat dirasakan oleh pengusaha makanan, terutama makanan kaki lima atau makanan lain yang memerlukan cabai dalam jumlah banyak. Selain itu, lonjakan harga cabai tentu akan dirasakan oleh para petani. Hal itu dapat dilihat dari jumlah cabai yang layak untuk dipasarkan bisa dikatakan jauh dari jumlah yang ditanam di awal dan merosot jauh dari jumlah panen saat normal, sehingga petani dapat dikatakan mengalami kesulitan dalam memasarkan cabai dan mengalami kerugian.

- Advertisement -

Selain diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, kenaikan harga cabai juga diakibatkan oleh kesulitan yang dialami petani dalam produksi cabai. Seperti halnya peredaran bibit palsu atau bibit yang berkualitas rendah yang menyebabkan cabai tidak dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan cabai dengan kualitas rendah. Kenaikan harga cabai juga diakibatkan oleh semakin besarnya biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani, salah satunya adalah kenaikan harga pupuk.

Peran Masyarakat dalam Menyikapi Lonjakan Harga Cabai

Seperti yang kita ketahui, selera makanan masyarakat Indonesia cenderung pedas dan asin. Untuk memenuhi sensasi pedas yang terdapat pada makanan tentu dibutuhkan tambahan cabai. Dikarenakan naiknya harga cabai di pasaran, masyarakat dapat menggunakan cabai kering ataupun pasta cabai sebagai gantinya. Hal tersebut dikarenakan masa simpan cabe kering dan pasta cabe lebih lama, serta harga yang dibandrol untuk cabai kering ataupun pasta cabai lebih murah daripada harga cabai segar. Meskipun demikian, rasa yang dihasilkan oleh cabai kering tentu akan berbeda denga rasaa cabai segar. Maka dari itu, dalam pengolahan bahan makanan dalam jumlah banyak seperti usaha makanan -warteg dan warung kaki lima- dapat dilakukan pencampuran cabai segar dengan cabai kering pada pembuatan bumbu masakan.

Peran Pemerintah dan Petani untuk Menghadapi Kenaikan Harga Cabai

- Advertisement -

Untuk mengatasi penurunan produksi cabai yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, pemerintah dapat bekerja sama dengan petani cabai untuk memfasilitasi petani agar tetap bisa menanam cabai di luar musim. Salah satunya adalah dengan membuat irigasi serta drainase. Manfaat drainase adalah untuk mencegah genakan di skitar lahan. Dengan adanya drainase, lahan tanam cabai tetap kering seperti ketika musim kemarau dan nantinya menghasilkan cabai berkualitas baik. Petani dan pemeintah juga dapat bekerja sama dalam menyiapkan fasilitas cool storage yang digunakan untuk menampung langsung cabai yang didapat dari petani dengan daya simpan yang lebih lama.

Peran petani dan pemerintah dalam menyikapi maraknya bibit berkualitas buruk adalah dengan cara melaporkan kepada kementrian pertanian ataupun dinas pertanian setempat.dengan begitu, pemerintah dapat membantu masyarakat untuk meminimalisir distribusi bibit kualitas butuk. Sedangkan untuk menyikapi kenaikan harga operasional yang dialami oleh petani, petani bisa bergabung dengan kelompok tani di daerah tersebut. Petani yang tergabung dalam kelompok tani bisa mendapatkan bantuan berupa pupuk subsidi yang membantu menekan biaya operasional produksi cabai.

Selain itu, petani juga dapat mengatur distribusi cabai secara silang daerah. Adanya rincian produksi cabai di tiap sentra penghasil cabai dapat membantu pemerintah mengatur distribusi tersebut. Daerah yang memiliki pasokan cabai rendah, dapat dibantu jumlah pasokannya dari daerah lain yang memiliki pasokan cabai melimpah. Dengan begitu, selisih harga cabai tiap daerah tidak terlalu jauh.

Dengan demikian, lonjakan harga cabai jika terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan berimbas kepada pedagang di pasar, melainkan kepada pedagang makanan dan petani. Bagi pedagang makanan dampak yang dirasakan adalah penurunan kualitas masakan yang disajikan kepada pelanggan, sedangkan dampak pada petani adalah kesulitan untuk memasarkan cabai dengan harga yang melambung tinggi. Secara keseluruhan, cara yang dapat digunakan dalam menghadapi lonjakan harga cabai adalah dengan melakukan penyimpanan menggunakan cool storage untuk menampung langsung cabai yang diperoleh dari petani, ataupun dengan melakukan pengeringan yang dapat memperpanjang daya simpan cabai. (*)

Penulis :  Frisca Nanda Ellene Octavia, mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts