Harga BBM Naik, Organda Usulkan Kenaikan Tarif Angkutan

Singaraja, koranbuleleng.com| Organisasi Angkutan Darat (Organda) Buleleng, mengusulkan kenaikan tarif untuk Angkutan Kota (angkot) hingga Angkutan Dalam Kota Dalam Provinsi (AKDP). Usulan itu menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Ketua DPC Organda Buleleng, I Gede Dharma Wijaya mengatakan, kenaikan harga BBM berdampak pada operasional angkutan. Sehingga, harus ada penyesuaian tarif namun tidak dengan sewenang-wenang. 

- Advertisement -

Dharma Wijaya menyebut, kenaikan tarif itu juga agar tidak menyulitkan masyarakat, namun juga tidak merugikan para sopir. ” Kami tidak ingin menaikan sewenang-wenang namun tidak ingin merugikan pengusaha angkutan serta memberatkan masyarakat. Kita cari win-win solution,” ujarnya Jumat, 9 September 2022 siang. Penyesuaian tarif angkutan tersebut kini telah diusulkan dan tengah dikaji Dinas Perhubungan Buleleng. 

Kata Wijaya, untuk angkot dalam kota Singaraja tarif sebelumnya Rp5.000 diusulkan naik 15 persen, sedangkan AKDP rute Singaraja – Gilimanuk, Singaraja – Denpasar, dan Singaraja – Karangasem diusulkan naik 20 persen dari tarif sebelumnya Rp35.000.

“Sekarang sedang dikaji, mungkin Senin depan akan clear. Untuk tarif atas, tarif bawah tetap diberlakukan. Sesuai kondisi masyarakat setempat. Untuk pelajar tetap tarifnya dibijaksanai tiga ribu. Angkutan kota itu tidak memberikan tarif mati, yang penting sama-sama jalan,” katanya. 

Untuk regulasi menaikkan tarif angkutan kebijakannya ada di Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang kemudian diterjemahkan masing-masing Provinsi dan Kabupaten. Sementara, untuk penyesuaian angkutan kota, kewenangannya ada di kabupaten dan AKPD kewenangannya ada di provinsi.

- Advertisement -

Dia meyebut, saat ini kondisi angkutan di Buleleng semakin menurun jumlahnya setiap tahun. Pada lima tahun lalu, jumlah angkutan masih cukup banyak sekitar 200, namun sekarang jumlahnya tak lebih dari 40. Ditambah saat ini jumlah penumpang yang semakin sedikit. Sehingga, dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini cukup mempengaruhi operasional angkutan. Para sopir mesti menambah biaya untuk membeli bahan bakar.  

“Kondisinya semakin menurun. menurun sangat drastis. Setiap tahun berkurang. Mungkin karena sekarang banyak yang sudah mempunyai sepeda motor. Mungkin ke depan akan ada angkot listrik. sehingga bisa membangkitkan kembali angkot dan menekan ongkos,” ujarnya.

Wijaya pun berharap kebijakan kenaikan harga BBM disikapi dengan baik oleh para sopir. “Di sini kami berikan pemahaman, pemerintah pasti akan memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” kata dia.

Disisi lain, kenaikan BBM ini juga menuai protes sejumlah organisasi mahasiswa di Buleleng. Seperti KMHD dan HMI, mereka menggelar aksi demo di Kantor DPR Buleleng. 

Puluhan mahasiswa itu datang dengan membawa sepanduk yang berisi penolakan atas kenaikan BBM. Disalah satu sepanduk mereka menuliskan. “Gak Diajak Ayang Healing Sama Ayang Gara-Gara BBM Naik.”.

Kordinator Aksi Wahyu Candra Kurniawan mengatakan, ada beberapa tuntutan yang disampaikan ke presiden melalu DPRD Buleleng. Diantaranya, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat, kemudian meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan tarif dasar listrik, serta Mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor minyak, gas (migas). 

“Mafia migas dan pertambangan yang membuat bahan bakar minyak semakin mahal. Orang tua kami ikut merasakan, dapur rumah kami juga terasa akibat efek dari BBM,” katanya. |YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts