Gurih Abon Labu Siam buatan Liyadi

Singaraja, koranbuleleng.com| Abon diolah dengan cara dicacah, lalu di isi bumbu dan di goreng kering. Bahan abon terbuat dariberbagai dagaing hewan ternak, seperti sapi, ayam,bahkan di Bali ada abon dari daging Babi, atau abon berbahan ikan.  Namun, kini abon bisa dibuat dari sayur labu siam.

Abon itu dibuat Made Liyadi warga Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Bahkan, dari berjualan abon vegetarian itu, Liyadi, bisa meraup omset puluhan juta per bulan.

- Advertisement -

Dia menuturkan, bisnis abon itu sudah dijalankan sejak tahun 2017 lalu. Awalnya, ia hanya membuat abon ayam sambil berjualan nasi di depotnya di Desa Panji. Namun, saat awal pandemi covid19, ia memilih menutup depot makanannya dan mulai fokus membuat abon. 

Dari situ lah ide membuat abon labu siam itu muncul. Memilih produksi abon labu siam karena bahan bakunya mudah didapat. Selain itu, pembuatannya pun tak terlalu sulit. 

Parutan labu harus dicuci untuk menghilangkan getah sebelum dibuat menjadi abon. Karena, labu siam memiliki getah yang cukup banyak, untuk pencucian pun harus dilakukan dua kali sambil dilakukan pemerasan untuk menghilangkan kandungan air pada labu. 

“Awalnya buat musim pandemi banyak waktu luang. Biasanya musimnya labu siam kan dipakai pakan ternak, juga tidak tahan lama. Saya coba jadikan abon, agar tahan lama, dan juga lebih ada nilai jualnya,” ujarnya ditemui beberapa waktu lalu. 

- Advertisement -

Kini produk abon yang diberi nama IRA itu, kian berkembang. Kini Liyadi, sudah memperkerjakan 5 orang karyawan di rumah produksinya, di Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng. 

Dia memasarkan produknya melalui aplikasi online. Perbulannya, abon buatan Liyadi bisa terjual hingga ratusan bungkus. Peminatnya mulai Bali, hingga Jawa dan Sulawesi.

Untuk abon vegetarian, Liyadi membuat dari bahan labu siam dan pepaya, untuk non vegetarian ada abon ayam, dan abon ikan marlin. Selain itu ada olahan lainnya, yang terbuat dari ikan dan singkong. 

“Yang paling laris abon ayamnya. Saya jualnya di shoope. Omsetnya 25 juta per bulan. Lebih suka usaha ini, kalau masih berjualan di depot tidak bisa kemana-mana,” katanya.

Namun, dibalik kesuksesan produk yang diberi nama IRA itu, ada kesedihan yang dialami Lidya. Dia sempat tidak bisa beraktivitas, karena terlalu larut dalam kesedihan karena harus ditinggal anak perempuan pertamanya. Anak perempuannya meninggal dunia, setelah satu hari mengalami sakit. 

Dia pun mencoba bangkit, dengan membuat produk abon ini. Dan produk abonnya, didedikasikan untuk anaknya tersebut.

“Saya dedikasikan produk ini untuk dia. Sehari bilang tidak enak badan, terus dia meninggal,” ucapnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts