Buleleng Siapkan 30 Hektar Kembangkan Sorgum

Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng sudah menyiapkan lahan hingga 30 hektar tersebar di beberapa kecamatan untuk menanam dan mengembangkan tanaman sorgum. Di Buleleng, Sorgum dikenal dengan nama jagung gembal.

Jagung gembal sudah dikenal lama di Buleleng sejak jaman kerajaan, namun pasca itu tidak pernah dikembangkan. Patung Singa Ambara Raja sebagai simbol kota Singaraja, juga terlihat menggenggam seikat jagung gembal.

- Advertisement -

Pemerintah Kabupaten Buleleng, kini melakukan pengembangan terhadap pertanian sorgum. Program ini dikembangkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tepung pengganti gandum.

Kabid Tanaman Pangan Distan Buleleng I Gusti Ayu Maya Kurnia mengatakan, saat ini peminat sorgum sudah cukup tinggi. Kini, sorgum sudah mulai diolah menjadi tepung pengganti terigu. Karena itulah, program pengembangan pertanian sorgum kini terus dilakukan.

Maya Kurnia menyebut, pengembangan akan dilakukan di total lahan 30 hektar di empat kecamatan. Yakni, 10 hektar di Kecamatan Gerokgak, 10 hektar di Kecamatan Kubutambahan, 5 hektar di Tejakula, dan sisanya di Kecamatan Banjar. Nantinya, per hektarnya akan digelontorkan 5 kilogram benih dari bantuan APBN dengan harga benih Rp21 ribu per kilogram.

“Diberikan varietas super, ditanam november atau desember. Harapannya bisa dikembangkan, supaya bisa memohon lagi ke pusat dalam luasan lebih besar. Sehingga Bahan dasar terigu pelan-pelan bisa berkurang lewat sorgum,” ujarnya Kamis, 3 November 2022.

- Advertisement -

Kata Maya Kurnia, sebelum program pengembangan ini warga di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, juga rutin melakukan penanaman sorgum. Penanaman dilakukan di lahan seluas 10 hingga 15 hektar. Bahkan, warga desa setempat saat ini masih mengolah dan mengkonsumsi sorgum.

“Jagung gembal tidak hilang sama sekali. Mereka tanam swadaya ditanam turun temurun wilayah Pejarakan. Mereka masih konsumsi, terkait juga dengan sarana upacara,” katanya.

Dia menambahkan, dalam program tersebut Distan hanya menawarkan kepada petani dan memfasilitasi bibit serta penanamannya. Sementara, untuk lahan akan ditentukan oleh petani. Nantinya untuk penanaman menunggu musim hujan, karena sorgum juga sama dengan halnya dengan jagung. Namun, tidak memerlukan banyak pupuk dan air.

“Lokasi ini mereka yg mengajukan. Bukan kami yg memilih. Berkaitan dengan lahan. pemerintah hanya menawarkan dan memfasilitasi,” ucapnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts