Distan Siapkan Anggaran 400 Juta Untuk Bantu Alat Olahan Stroberi

Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, menyiapkan anggaran sebesar Rp400 juta untuk bantuan alat pengolahan stroberi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Bantuan tersebut, akan disalurkan tahun ini kepada kelompok tani di desa setempat.

Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi mengatakan, sejauh ini petani stoberi di Desa Pancasari, hanya memasarkan stoberi dalam bentuk buah segar dan digunakan sebagai objek wisata. Sehingga, saat pandemi Covid-19 penghasilan petani dari pariwisata menjadi anjlok. Padahal pertanian stoberi di desa paling selatan Buleleng ini, menjadi yang terbesar di Bali.

- Advertisement -

Dalam sekali panen petani di desa setempat bisa menghasilkan hingga ratusan ton stoberi. Namun, karena ketatnya persaingan antar petani dan petani belum bisa mengolah. Lahan tanamnya pun, semakin mengecil. Dimana pada tahun 2019 produksi pertanian stoberi di desa setempat mencapai 11 hektar. Namun pada tahun 2022 produksi pertanian stoberi turun menjadi 6 hektar.

Selain itu, produksi stroberi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, juga diminati oleh perusahaan luar Bali. Dimana stroberi Desa Pancasari, dibeli dengan kondisi beku oleh perusahaan minuman kemasan dari Jawa.

Subudi menyebut, sejatinya harga jual stroberi saat ini masih tinggi. Dimana harga di petani bisa mencapai 25-30 ribu rupiah per kilogram. Namun, karena pengembangan stroberi yang membutuhkan biaya tinggi dan persaingan yang ketat. Petani banyak yang memilih untuk menanami lahannya untuk komoditas lain.

“Sebagain besar petani masih menjual dalam bentuk buah segar, belum diolah. Penjualan buah segar, sangat bersaing antar petani. Saat pandemi, wisatawan turun jadi petani alih ke komoditas lain. Bukan alih fungsi,” ujarnya ditemui Rabu, 18 Januari 2023.

- Advertisement -

Untuk meningkatkan penghasilan petani, dan petani tidak merugi pada saat panen raya. Distan Buleleng menyiapkan anggaran Rp400 juta untuk pemberian bantuan alat pengolahan. Dimana dengan bantuan tersebut, diharapkan petani bisa mengolah hasil pertaniannya menjadi minuman, kue atau dried food stroberi. Sehingga petani tidak hanya sekedar menjual buah segar, juga mampu bersaing dengan olahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kata Subudi, di Desa Pancasari dari puluhan petani baru satu yang membentuk kelompok tani yakni, kelompok tani Segening. Dimana saat ini kelompok tani tersebut, sudah melakukan pengolahan stroberi dalam skala kecil. Hal ini, karena kelompok tersebut belum mempunyai alat yang memadai.

“Di sana ada 20-an lebih petani, baru ada satu kelompok. Kelompok tani Segening berusaha untuk tidak menjual dalam bentuk buah segar. Mereka mengolah menjadi sari buah, untuk nilai tambah. Mereka yang paling siap. Kita beri bantuan alat pengolahan total anggaran 400 juta,” kata dia.

Untuk eksistensi pertanian stroberi Buleleng. Subudi menambahkan, pengembangan pertanian stroberi juga dilakukan dilahan 2 hektar di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng. Petani di desa setempat, sudah melakukan penanaman stroberi sejak pertengahan tahun 2022.

“Mulai pertengahan tahun di Gobleg sudah mulai tanam. Harga stroberi ini bagus, tantangannya biaya produksi tinggi,” ucapnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts