Patung Panji Landung Diresmikan, akan Dihibahkan ke Pemkab Buleleng

Singaraja, koranbuleleng.com| Melintasi jalan baru batas kota Singaraja-Menguwitani di titik 5-6, mata akan menemukan anjung pandang sebuat patung dengan tinggi 6,6 meter tersebut, patung Ki Barak Panji Sakti yang duduk di lengan kiri Panji Landung. Sementara tangan kanan Panji Landung menunjuk sebuah arah.

Patung ini dibangun sebagai sebuah monumen untuk pengingat akan sejarah Buleleng. Bahwa Buleleng oernah dipmpin oleh seorang Raja Tersohor, Ki Barak Panji Sakti yang mempunyai kekuasaan hingga wilayah Blambangan, Jawa Timur.  

- Advertisement -

Sosok Panji Landung pada patung tersebut bertubuh sangat besar, jauh melebihi ukuran manusia biasa sehingga Sosok Ki Barak Panji Sakti yang dilengan terlihat kecil.  

Dalam ceritanya, Ki Barak Panji Sakti menjadi Raja Buleleng diawali dari wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng sebagai tempat peristirahatannya setelah melakukan perjalanan panjang dari wilayah Klungkung.  Saat itu Ki Barak Panji Sakti berusia 12 tahun.  Kehabisan bekal. Di sana Panji Sakti kemudian menancapkan benda pusaka ke tanah.Pusaka itu diberikan oleh orangtuanya. Konon tancapan benda pusaka itu, mengeluarkan air yang dapat dikonsumsi oleh Ki Barak Panji Sakti bersama pasukannya. Saat ini wilayah itu dikenal sebagai Pura Yeh Ketipat. 

Selain mengeluarkan air, disaat yang bersamaan juga muncul sosok bertubuh besar, yang diketahui merupakan Ida Panji Landung. Sosok bertubuh besar itu kemudian mengambil dan mendudukkan Ki Barak Panji Sakti di lengan kiri. Disitulah Panji Landung menunjukkan arah kepada Panji Sakti. Arah itu ke arah barat, timur dan utara, sembari berkata jika wilayah itu akan menjadi kekuasaan Ki Barak Panji Sakti. 

Seniman pembuat patung tersebut adalah, Komang Agus Parinata. Dia mengatakan, proses pembuatan patung hingga pemasangan dikerjakan selama 5 bulan. Hal itu, dianggap terlambat dari target yang sudah ditentukan. Keterlambatan tersebut terjadi saat proses pemasangan patung. Kondisi wilayah yang berada di perbukitan, membuat cuaca tak menentu. Patung yang ditargetkan rampung dalam pemasangan dua minggu, baru tuntas selama satu bulan.

- Advertisement -

“Penggarapannya disini kendalanya cuaca, kalau targetnya dua minggu. Mundur gara-gara cuaca, jadinya selesai satu bulan. Kita harus menginap disini selama 1 bulan tidur disini nungguin alat,” ujar Parinata yang juga hadir saat pememelaspasan anjung pandang dan monument itu, Senin, 20 Februari 2023.

Seniman asal Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini, mengatakan selain dalam proses pemasangan, juga menemui kesulitan dalam pembuatan wajah Ki Barak Panji Sakti. Dia harus beberapa kali ke Puri Buleleng, untuk mencari referensi dari karakter Ki Barak Panji Sakti.

“Sulitnya, dari segi karakter membayangkan itu kan tokoh. Kita harus mencari generasi beliau. Kita analisa dari bentuk wajah, segi karakter pasti kita biar ada sedikit mendekati dengan karakter keturunan beliau,” kata dia.

Pemilik Ningrat Bengkel Seni ini juga mengaku, sempat menolak saat disuruh untuk membuat patung tersebut. Tawaran tersebut, baru diterima setelah pihak kontraktor menawarkan sebanyak tiga kali. Patung tersebut pun digarap menggunakan viber bersama 7 orang lainnya. 

Parinata menyebut, untuk pembuatan patung Ida Panji Landung menggunakan referensi dari arca yang ada di keluarga Puri Buleleng. Kini patung Ida Panji Landung tersebut, tampak gagah dengan mata yang terlihat seperti menyala. Mata arsen warna, pewarnaan saja kita tonjolkan agar lebih lebih metaksu. Itu cuma pewarnaan. Semuanya resin, ini menggunakan pewarna viber. “Panji landung, ada arca yang jadi pedoman di puri. Saya perhalus, cari ekspresi yang memang cocok. Patung kayunya sudah bagus, tapi segi karakter saya. Itu harus dipertegas karena ini tamengnya Buleleng,” terangnya. 

Ditempat yang sama, Manggala Utama Pasemetonan Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma mengatakan, dengan adanya monument Ki Barak Panji Sakti di tengah anjung pandang ini diharapkan menjadi vibrasi positif. Sehingga, masyarakat mengetahui sejarah dari daerah mereka sendiri. 

Wiranata Kusuma menyebut, monumen ini tidak hanya sekedar patung biasa. Dalam pemelaspasan tersebut, monumen tersebut melalui proses pasupati oleh dua orang sulinggih siwa buda. Yakni, Ida Pedanda Gede Putra Kemenuh, griya Sangket Roma Harsana Sukasada dan Ida Pedanda Wayan Demung, dari grya Demung Budakeling Karangasem. Selain itu, sebelum pemelaspasan dilakukan. Keluarga Puri juga memohon kerahayuan di sejumlah pura di Buleleng. Diantaranya, Pura Besar Bukit Sinunggal, Pura Segara Penimbangan, Pejenengan Sakti, Pura Tirta Ketipat dan Pura kahayangan 3 di tiga desa setempat.

“Dengan demikian ini harapan kita akan menjadi lebih bagus dan lebih baik dan beliau benar-benar berstana disini. Yang paling penting masyarkat Buleleng harus menghargai ini, karena gimanapun kita tidak boleh melupakan sejarah,” ujarnya.

Pihaknya pun, berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Bali. Karena pembangunan patung monument Ki Barak Panji Sakti ini bisa terwujud dan diresmikan Presiden Joko Widodo. “Memang pada awalnya ada rencana akan dipelaspas dulu abru akan diresmikan oleh pak presiden tapi saat pak presiden datang disini belum rapi sehingga peresmian dulu dilaksanakan tapi pemelaspas dilakukan hari ini. Namun demikian tidak mengurangi arti dan makna pemelaspas ini,” kata dia.

Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan patung dan monumen Ida Panji Landung di jalur jaan baru Singaraja -Mengwitani titik 5-6 |FOTO : KAdek Yoga Sariada|

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, pembangunan patung Ki Barak Panji Sakti ini sejalan dengan pembangunan shortcut. Dimana, di dalam pembangunan jalan baru tersebut direncanakan juga pembangunan rest area. Sehingga, pembangunan patung ini dilakukan dengan berkonsultasi dengan pihak puri.

“Desain langsung saya tugaskan dikonsultasikan dengan pihak puri, agar postur raja Ki Barak Panji Sakti sesuai. menurut cerita tadi beliau dibawa berjalan dari Gelgel klungkung ke wilayah ini ketika umur 12 tahun dan digendong oleh Panji Landung,” katanya.

Koster menyebut, nantinya untuk pengelolaan anjung pandang ini. Akan dihibahkan kepada Pemkab Buleleng, seingga bisa menambah PAD dan bisa dijaga dengan baik. “Jangan main-main ini raja yang dibuatkan monument jadi kawasannya harus dipelihara dengan baik, tertib dan disiplin. Patung ini memuliakan beliau yang pernah memimpin Buleleng,” ucapnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts