Warga Muslim Kampung Jawa dan Keluarga Puri Buleleng Merawat Kerukunan Sejak Tahun 1600

Singaraja, koranbuleleng.com| Pagi yang cerah, terasa menyambut hangat 1 Syawal 1444 Hijriah dari kawasan Catus Pata, Singaraja.

Dahulu, di zaman Kerajaan Buleleng, kawasan ini adalah pusat Kerajaan Buleleng. Disitu, ada pasar Buleleng, ada deretan Puri dari keluarga Puri Buleleng.

- Advertisement -

Masyarakat sekitar juga memuja toleransi dengan amat tinggi walaupun berbeda keyakinan agama. Pedagang di Pasar Buleleng berasal dari warga berbagai latar sejak dahulu. Ini menjadi salah satu ikatan sejak lama, toleransi dirawat dengan baik sejak lama.

Menyambut Hari Raya Idulfitri, 1 Syawal 1444 Hijiriah, warga Kampung Jawa, Kelurahan Kampung Singaraja menggelar sholat Ied di Masjid Nurahman, Sabtu 22 April 2023. Warga Muslim datang berduyun-duyun ke masjid itu.

Setelah menggelar shalat, warga setempat juga menjalankan tradisi Megibung. Tradisi itu, menunjukkan kentalnya toleransi beragama di Buleleng. Mereka hidup dengan damai dengan umat Hindu maupun umat lain, sejak beratus tahun lalu. Keberadaan umat muslim di Kampung Jawa ini juga sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Buleleng. Mereka sudah tinggal di Kampung Jawa, sudah sejak tahun 1600-an silam.

Dari ingatan sejarah warga setempat, warga muslim di Kampung Jawa, merupakan prajurit Kerajaan Blambangan, Jawa Timur, yang dibawa oleh Raja Buleleng kala itu I Gusti Anglurah Panji Sakti saat memenangkan ekspansinya ke kerajaan tersebut. Para prajurit itu kemudian di tempatkan dan tinggal di dekat Puri Buleleng, dan sebagian lagi di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada.

- Advertisement -

Salah satu tokoh masyarakat Kampung Jawa, Muhammad Jen Usman mengatakan, umat muslim yang tinggal di Kampung Jawa kini berjumlah lebih dari 200 kepala keluarga.

Saat ini, karena perkawinan dan perantauan, warga muslim dari Kampung ini juga telah menyebar ke berbagai wilayah seperti Kabupaten Karangasem, Jembrana, hingga Lombok dan daerah lainnya.

Dia menuturkan, dulunya warga setempat banyak berkerja di pemerintahan untuk menata wilayah Kota Singaraja. Bahkan, salah satu warga setempat juga sebagai pencetus penanaman pohon perindang jalan.

“Umat muslim Kampung Jawa profesinya dulu banyak yang bekerja di pemerintahan. Ada Pak Wage namannya, dia mandor jalan yang sekarang pohon asem di setiap pinggir jalan itu idenya dia. Orang menikmati pohon asem itu kan sampai sekarang,” ujarnya.

Kata Usman, hubungan umat Muslim di Kampung Jawa memang sudah terjalin erat sejak dulu. Bahkan, Raja Buleleng menghadiahkan tanah yang saat ini digunakan sebagai Masjid. Untuk menjaga hubungan erat yang terjalin sejak ratusan tahun itu, saat hari besar umat Hindu maupun Muslim. Biasannya, Puri dan umat Muslim di Kampung Jawa akan saling memberi undangan. Sehingga, saat perayaan Idulfitri 1444 Hijriah mengundang keluarga Puri untuk ikut dalam megibung.

“Sejarah megibung sudah dari dulu kita laksanakan setiap idulfitri, Hari Raya Idul Adha. Maknanya untuk mempererat persaudaraan, satu kapar (nampan) kita makan bersama-sama,” katanya.

Ditempat yang sama, Penglingsir dari Puri Kanginan, Anak Agung Ngurah Parwata Panji mengatakan, kerukunan antar Puri dan umat Muslim di Kampung Jawa ini memang sudah terjalin sejak tahun 1600. Dimana, sejak saat itu Hindu dan Muslim sudah hidup erat secara berdampingan.

“Leluhur kami sudah menjalin hubungan baik, kami lanjutkan sekarang jangan sampai putus saling delokin menyama braya. Nyama Selam (Warga Kampung Jawa) setiap ada acara selalu minta restu pada Puri. Pembangunan apapun termasuk masjid ini selalu minta izin ke Puri,” ujarnya.

Dia berharap, dengan tradisi yang sudah digelar ini bisa selalu mempererat kerukunan umat beragama di Buleleng. Sehingga, nantinya tidak konflik yang diakibatkan karena kurang kerukunan antar umat. “Sudah enam kali saya menikmati makan bersama ini dengan nyama selam dari dajan Puri Buleleng. Selamat Hari Raya Idul Fitri semoga kerukunan ini ditingkatkan lagi, dijalin lebih baik lagi hubungan puri dengan nyama selam, harapkan tidak ada hal-hal yang mengganggu generasi selanjutnya,” ucapnya. (*).

Pewarta : Kadek Yoga Sariada
Editor : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts