Seni Lukis dari Ampas Kopi Bernilai Tinggi

Singaraja, koranbuleleng.com | Semua orang tahu, seduhan kopi tanpa gula itu pahit saat diseruput. Setelah habis dicangkir, hanya ada ampas atau endapan yang dianggap tak berguna.

Namun bagi seniman lukis, endapan kopi ini menjadi tinta baru untuk melukis. Mereka menggunakan endapan kopi di cangkir atau gelas itu untuk melukis, sama nikmatnya saat menyeruput kopi di segala lini waktu. Akhirnya ampas kopi ini menjadi pengantar seni lukis kopi yang apik dan indah.

- Advertisement -

Putu Arimbawa, dari Singaraja, salah satu pelukis yang memanfaatkan ampas kopi ini menjadi karya seni Lukis bermahar tinggi. Pria dengan empat orang anak itu menggeluti seni lukis dengan ampas kopi baru hitungan bulan saja. Namun hasil karya tanganya sudah mencapai belasan. 

Di Bali, seni lukisdengan menggunakan ampaskopi ini memang baru, Namun, di daerah Jawa Timur, seperti di Malang, Tulung Agung, melukis dengan ampas kopi ini memang sudah lama lakukan oleh sejumlah seniman. Bahkan, diantara seniman di Jawa Timur itu, melukis ampas kopi juga dilakukan dengan media rokok.

Arimbawa, juga mendapat pesanan dari Partai Gerindra Bali untuk melukis wajah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dia yang tinggal du Keluharan Banjar Jawa, Singaraja terlihat memang cekatan melukis dengan kopi ini.

Putu Arimbawa
- Advertisement -

Tangan kanan memegang kuas tangan kiri memegang segelas kopi. Gelas itu sebelumnya masih utuh dengan kopi. Diseruput, perlahan-lahan, kopi mulai menyisakan ampas. 

Setelah selesai menikmati kopi, ia kemudian mencampur ampas kopi dengan cairan lain. Cairan ini diakui untuk mempermudah dalam melukis. Selain itu, campuran juga untuk mempermudah melukis di media kanvas yang ia gunakan. Juga sebagai ketahanan lukisan jika telah selesai.

“Kopi saya beli di warung-warung. Kopi jenis apa saja bisa digunakan. Biasanya setalah saya menikamti kopi, lanjut melukis mengunakan ampasnya” kata Arimbawa,  Pria  yang punya kelahiran 18 Oktober 1971 ini.

Ide kreatif melukis dengan ampas kopi ini muncul pada 24 Desember 2022. Saat itu, Arimbawa sedang berkumpul dengan temannya di sebuah angkringan. 

Kemudian ia memesan segelas kopi espresso. Lalu, ia bersanda gurau dengan temannya dengan melayangkan sebuah pertanyaan. 

Kopi esspreso sedikit sekali ya? Kalau ampas kopi dipakai melukis apakah bagus. Tanya ia ke teman-temnya. Mendengar pertanyaan itu. Temen-temanya pun mendukung. Bahkan, salah satu temenya, minta langsung di butkan lukisan wajahnya. 

“Wajah yang sekarang saya lukis ini teman saya pas waktu itu kumpul-kumpul” ucapnya sembari menunjukan lukisan yang ia hendak selesaikan.

Bakat melukis Arimbawa diperoleh dari almarhum ayahnya Gede Mangku. Ayahnya memang seorang seniman lukis. Sang ayah dahulu juga diakuinya bisa jadi maestro lukis di Buleleng. Hanya saja karyanya tidak banyak terjual karena masyarakat Singaraja tidak terlalu tertarik dengan lukisan. 

“Belajar Otodidak. Melihat ayah saya dulu melukis, jadi coba ikut-ikut. Sekolah seni juga tidak pernah. Bahkan sekolah saya dulu jurusan perkantoran” kenangnya

Sebelum melukis mengunakan ampas kopi, Arimbawa sudah membuat lukisan sendiri di atas kanvas dengan bahan cat akrilik. Selain itu lukisan di atas kaos menggunakan tinta sablon sejak 1990. 

“Terus berinovasi. Apapum bisa jadi seni. Termasuk ampas kopi ini. Melukis dengan pasir juga sudah pernah”ucapnya

Berkat seni yang di miliki Arimbawa sempat menjadilan ia Guru seni di daerah Denpasar. Bahkan juga sudah beberapa kali megelar pameran karya seni dari murid-muridnya.

Khusus untuk hasil karya luksian kopi, Arimbawa tak pernah memasang tarif untuk satu lukisan. Namun pelanggannya biasanya menghargai karya lukisannya hingga Rp2 juta.

Kini total sudah ada 13 karya lukisan yang dibuat oleh Arimbawa dari ampas kopi. Lukisan yang dibuat ada wajah, seperti Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah, hingga Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.

“Pejabat yang pernah saya lukis De Gajah. Kalau pak Prabowo, De Gajah yang pesan. Cok Krisna juga. Pemilik kopi Banyuatis juga” tutup Arimbawa. (*)

Pewarta : Edy Nurdiantoro

Editor    : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts