Renganis Kesenian Khas Pengelatan Tampil di PKB

Singaraja, koranbuleleng.com| Kesenian Renganis, dari Desa Adat Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, akan menjadi salah satu pertunjukkan yang menarik pada perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB), yang secara resmi dibuka Minggu 18 Juni 2023. Kesenian dengan olah vokal ini, sangat berbeda dengan kesenian lainnya.

Dalam penampilan Renganis, sekaa (grup) menggunakan vokal untuk menjadi lantunan lagu dan tabuh. Sepintas kesenian ini seperti Genjek, namun di kesenian Renganis harus bisa melantunkan pupuh dangdang dendis serta tanpa menggunakan alat musik. Kesenian itu, diperkirakan sudah ada sejak tahun 1950 dan tetap dilestarikan oleh masyarakat desa setempat.

- Advertisement -

Ketua Sekaa Renganis Desa Adat Penglatan Wayan Sukerena mengatakan, kesenian Renganis awalnya pertama kali diinisiasi oleh tetua desa setempat bernama, I Gusti Made Alit, Ketut Sedana dan Ketut Widra. Ketiganya mengkolaborasikan kesenian ini dengan kekidungan, sehingga terlihat lebih menarik.

Sukerena menyebut, olah vokal dalam kesenian ini juga berbeda, yakni dengan suara kodok. Suara tersebut, dipadukan hingga menjadi lantunan pupuh dangdang. Kesenian itu pun, hanya ada satu-satunya di Buleleng, di Desa Penglatan. Selain ditampilkan secara komersial, kesenian ini juga sering menjadi pengiring ritual di desa setempat.

Seperti pengiring upacara Ngusaba Nini Desa Adat Penglatan yang jatuh setiap Purnama Kadasa, sebagai ucapan syukur kepada Dewi Sri, Dewi kemakmuran. Selain juga sebagai pengiring upacara saat Piodalan di Pura Taman. Lantunan Renganis ini dipercaya lebih cepat menghadirkan Ida Bhatara yang berstana di pura tersebut.

“Renganis ini lahir dari kebudayaan agraris. Biasanya setiap piodalan pasti selalu ditampilkan, ini kan kesenian sebagai ucap syukur kepada Dewi Sri yang sudah memberikan hasil yang berlimpah,” ujarnya.

- Advertisement -

Kata Sukarena, dalam satu sekaa Renganis akan diisi oleh 10 orang perempuan dan laki-laki. Dari 10 orang ini, ada yang bertugas mekidung dengan membawakan pupuh dangdang, dan yang lainnya menyuarakan suara kodok di sawah yang saling sahut menyahut.

“Renganis ini tidak menggunakan alat musik, murni menggunakan mulut. Tetapi berbeda dengan genjek. Kalau genjek patokan lagunya pada pada gamelan gong, kalau Renganis patokannya pada nada pupuh dangdang,” katanya.

Penampilan Renganis ini pun standarnya membawakan 3 buah lagu atau tabuh yang asal suaranya dari mulut. Ketiganya yakni tabuh Bebatelan, Angklung, dan tabuh Gegambangan. Belakangan kesenian Renganis juga dilengkapi dengan drama tari untuk menambah kesan estetik.

Sekaa Renganis pun sedang berlatih untuk dapat menampilkan kesenian khas yang merupakan identitas desanya dengan maksimal. Dalam penampilannya di PKB nanti, Renganis akan ditampilkan dengan cerita Anglung Semara. (*)

Pewarta  : Kadek Yoga Sariada 

Editor     : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts