Kolaborasi Seni dari Sanggar Santhi Budaya dan Komunitas Sastra Api di Puri Kanginan

Singaraja, koranbuleleng.com |Dua komunitas seni di Singaraja menggelar atraksi kesenian yang bertajuk Langu Budaya, Agem Pragina dengan latar fisik di Puri Kanginan, Singaraja, Minggu 10 Oktober 2023.  Puri Kanginan adalah salah satu situs dari kerajaan Buleleng dimasa lalu. Dulu, Puri Kanginan adalah pusat kerajaan yang berada di antara Catus Pata.

Dua kmunitasseni yang menggelar atraksi kesenian itu yakni, Sanggar Tari Santhi Budaya dan Komunitas Sastra Api. Kedua komunitas memunyai rekam jejak yang kokoh di dunia kesenian.  Pertunjukan kolaborasi dari kedua komunitas seni ini menunjukan bahwa dunia kesenian mengandung nilai-nilai fundamental. Kesenian dan kebudayaan yang ada sangatlah beragam dan tidak pernah lepas dari aktivitas masyarakatnya.

- Advertisement -

Semakin luas suatu daerah maka kebudayaannya pun ikut meluas. Namun seiring dengan perkembangan digitalisasi di zaman sekarang, kebudayaan yang dimiliki terdahulu mulai mengikis dan terlihat adanya perlawanan melahirkan suatu bentuk adaptasi-adaptasi dari budaya asing seperti contoh seni kontemporer.

Aktivitas masyarakat untuk terus mengembangkan seni dan segala potensi yang dimilikinya. selaras dengan pembinaan seni masyarakat tradisional melalui sanggar, salah satunya Sanggar Santhi Budaya yang merupakan salah satu sanggar berada di pusat kota Singaraja, Kabupaten Buleleng dan sudah berhasil melalangbuana hingga ke beberapa negara, selain itu juga sanggar ini ikut terlibat dalam deklarasi perdamaian dunia, seminar dan pertukaran budaya.

“Pagelaran ini adalah pangelaran rutin yang kami selenggarakan dengan judul Langu Budaya, Agem Pragina. Pagelaran ini dibuat untuk uji coba anak didik kami dalam menggunakan tatanan panggung. Jadi mereka selama berproses latihan tidak hanya sekadar mendapatkan tari kemudian latihan, namun kita memberikan waktu untuk mereka di uji coba terlebih dahulu” ucap Dayu Ketut Widia, selaku pemilik Sanggar Santhi Budaya

Di Santhi Budaya, sejak dini telah memberikan pelajara bagi anak didiknya untuk mencoba menguasai panggung, menggunakan pakaian lengkap seperti layaknya penari perfesional dan ekspresi wajah yang sejalan dengan kisah atau makna dari tari yang dibawakan.

- Advertisement -

“Hal yang kami lakukan ini akan bertahap untuk adik-adiknya dan nantinya akan dilakukan evaluasi agar mereka belajar dari setiap proses-proses ini” lanjut Dayu Ketut Widia.

Turut berkolaborasi dengan Komunitas Sastra Api,pagelaran inipun sangat atraktif dan mampu bersua bersama mengajak masyarakat luas untuk mencintai seni dan budaya yang dimiliki.

“Kami sudah sering berkolaborasi, terakhir pada festival seni Bali Jani ke-4, kami berkolaborasi di Ksirarnawa, Art Center dalam event Tribute to Maestro Panji Trisna. Beliau (pihak sanggar Santhi Budaya) mengeluarkan tarian dan saya sastranya. Jadi berbicara menghormati Panji Trisna dan dalam beberapa kegiatan, kami sudah berkolaborasi,” ucap Gede Artawan, koordinator komunitas sastra api.

Sementara, Komunitas Sastra Api sudah berkelana ke beberapa daerah terutama di Borobudur. Sastra api merupakan perpaduan antara bermain api dengan membaca puisi sekaligus teater, tigda elemen berbeda inilah kemudian disatukan hingga menciptakan sebuah tarian sekaligus bermain peran dengan bantuan api sebagai properti pelengkap.

“Proses Latihan tidak terlalu lama, namun hannya sekali dengan memadukan puisi yang akan digunakan. Namun, saat ada anggota baru yang bergabung ada tes untuk bermain api agar tidak mudah terbakar, Latihan berakting” lanjut Gede Artawan.

Berbagai pihak berharap melalui kegiatan ini, mampu mengajak masyarakat luas untuk ikut berproses dan belajar bersama mengenai seni dan sastra. (*)

Pewarta :     Lily Damayanti

Editor    :     I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts