Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd |FOTO ; Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com |Masyarakat akan dihadapakan pada fase new normal, di segala sektor. Khusus pada bidang pendidikan, akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd menilai perlu ada penetapan dan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur kesehatan dan kerja kolaboratif semua segmen, terutama pada sekolah dasar.
“Prioritasnya adalah keamanan, kesehatan, keselamatan, dan keterlindungan peserta didik atas hak belajar dan aktivitas akademiknya selama mereka di sekolah,” ungkapnya saat menjadi narasumber dalam webinar nasional yang diselenggarakan oleh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra, Denpasar, Jumat 19 Juni 2020.
Pria asal Bangli yang kini menjabat Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Undiksha ini menilai jika new normal diterapkan, terdapat sejumlah persoalan yang berpotensi muncul di sekolah. Tentunya, fakta yang ada saat ini fasilitas kesehatan dan fasilitas kenormalan yang belum memadai di semua sekolah. Seperangkat persoalan lainnya juga tentang ketersediaan fasilitas dan dukungan masyarakat, termasuk sekolah yang ada di Bali.
“Tapi disi lain, kesiapan SDM sekolah untuk mampu dan terampil melaksanakan new normal di sektor pendidikan justru merupakan persoalan tersendiri lagi.” tegas Lasmawan.
Ia mengingatkan, persoalan-persoalan itu akan memicu masalah baru, berupa kegagalan dalam penerapan protokol pencegahan penyebaran COVID 19. Masalah yang lain lagi, secara psikologis, sosial, dan keformalan, sebagian besar sekolah belum mampu memberikan “Kepastian Perlindungan” keselamatan dan kesehatan pada siswanya.
Persoalan tersebut semakin kompleks manakala ditambah dengan masalah umum di sekolah berupa kesulitan membatasi anak untuk bermain dan bergaul dengan sesamanya selama mereka di sekolah, serta kemandirian yang sedang bertumbuh pada anak sulit dibendung untuk tidak bersosialisasi, karena siswa SD adalah mereka yg sedang bertumbuh baik secara sosial maupun psikogis. “Inilah berbagai persoalan yang berpotensi terjadi di sekolah dalam menghadapi new normal ketika nanti diterapkan,” jelasnya.
Lasmawan menerangkan meski berpotensi timbulnya berbagai persoalan, bukan berarti sekolah harus diam. Tetapi perlu adanya sinergi yang mutualis pemerintah pusat, pemda, orang tua, dan sekolah, termasuk masyarakat sekitar sekolah untuk mengambil sikap dan tindakan dalam menghadapi new normal. Perlu dilakukan penerapan protokol secara baku untuk seluruh warga sekolah maupun orangtua siswa yang sangat memungkinkan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Tidak kalah penting lagi penyiapan fasilititas penunjang.
Dalam upaya menjaga kualitas pembelajaran, perlu ada penyesuaian pendekatan, model dan strategi pembelajaran termasuk materi ajarnya. “Hal-hal ini yang berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keterlindungan siswa, sehingga anak-anak sekolah dasar sebagai salah satu generasi penerus bangsa tidak menjadi korban, apalagi dikorbankan. Dalam menerapkannya perlu dukungan serta kerja nyata dari semua pihak,” pungkas Lasmawan.|R/NP|