Langgengnya Kerajinan Berbahan Aluminium dan Keunikan Poh Bikul di Menyali

Singaraja, koranbuleleng.com | Sejak tahun 1980-an, warga desa Menyali sudah mulai merintis usaha kerajinan berbahan aluminium untuk perlengakapan upacara keagamaan maupun berbentuk kerajinan lainnya.  Kerajinan ini mampu menambah kesejahteraan warga setempat. Dari potensi itu, Desa Menyali menjadi duta dalam penilaian evaluasi perkembangan desa tingkat Kabupaten Buleleng, Kamis 8 Maret 2018.

Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra bangga dengan potensi yang dimiliki oleh Desa Menyali saat menghadiri penilaian sebagai duta Kecamatan Sawan dalam Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Buleleng di Gedung Serbaguna Desa Menyali, Kamis 8 Maret 2018.

- Advertisement -

Kepala Desa Menyali, Made Jaya Artha saat menjelaskan sejak tahun 1980 masyarakat Menyali sudah berkecimpung di dunia kerajinan aluminium. Namun pada saat itu, kerajinan hanya terbatas pada alat-alat upakara dan yadnya.

Semakin berkembangnya jaman, kerajinan tidak hanya terpaku kepada alat-alat upakara dan yadnya melainkan sudah menghasilkan berbagai produk seperti tempat tisu dan tempat buku.

“Warga kami sudah dari tahun 1980an sebagai pengrajin aluminium. Banyak produk yang dihasilkan sampai saat ini,” jelasnya.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengrajin di Desa Menyali yakni terkait bahan baku sampai dengan pola pemasarannya. Persaingan harga yang tidak sehat juga menjadi tantangan tersendiri bagi warga perajin di Desa Menyali.

- Advertisement -

Namun permasalahan tersebut bisa teratasi berkat adanya peran dan juga sinergi antara Pemerintah Desa Menyali dengan dinas terkait di Kabupaten Buleleng.

“Kami membetuk kelompok usaha bersama (kube) dan mendorong pengrajin untuk menghasilkan produk lainnya untuk menghadapi persaingan di masa yang akan datang,” ujar Jaya Artha.

Selain pamor soal kerajinan tangan itu, Desa Menyali juga terkenal  dengan tanaman pohon mangga lokal yang unik, namanya poh bikul.

Menurut Jaya Artha, jenis mangga Poh Bikul  ini sendiri memiliki keunikan dibandingkan dengan jenis mangga yang lain. Poh Bikul memiliki kulit yang tipis dan terdapat banyak kambium di batangnya.

Dengan keunikan seperti itu, poh bikul sulit dibudidayakan. Namun, salah satu petani di Menyali sudah berhasil untuk membudidayakan poh bikul ini.

“Dengan berhasilnya petani di Desa Menyali membudidayakan poh bikul ini, kami akan terus kembangkan dan jadikan poh bikul sebagai komoditi unggulan Menyali,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG yang berkesempatan hadir mengatakan akan memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk memediasi permasalahan harga bahan baku aluminium untuk pengrajin di Desa Menyali. Hal tersebut diperlukan mengingat 40 persen masyarakat Menyali bergantung pada industry kerajinan aluminium.

“Saya perintahkan Pak Suparto (Kepala Disperindag) untuk memediasi harga bahan baku aluminium agar tidak dipermainkan,” pungkasnya.  |NP/R|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts