Hadapi Bencana, Hidupkan Lagi Kearifan Lokal

Singaraja, koranbuleleng.com| HIdup..hidup..hidup..Hidup, sambil berlari biasanya warga Bali berusaha mencari tempat yang bisa untuk bernaung atau menyelamatkan diri bila terjadi linuh atau gempa.

Atau ada yang membunyikan kulkul ataupun kentungan lain supaya orang lain bisa mendengar dan mengetahui telah terjadi bencana dan mengevakuasi diri secara mandiri. Itu adalah cara-cara tradisional sebagai salah satu kearifan lokal Bali dalam menghadapi bencana seperti gempa.

- Advertisement -

Kalakhar BPBD Buleleng, Made Subur juga mengungkapkan agar masyarakat Bali juga tetap menjaga dan melestarikan bentuk kearfian lokal itu bila menghadapi bencana. Itu sebagai salah satu upaya agar warga lainnya mengetahui ada bencana sehingga bisa menyelamatkan diri. Nantinya, berbagai bentuk kearifan lokal ini akan disuarakan pula dalam simulasi kebencanaan memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April 2018 mendatang.

BPBD Buleleng akan menggelar simulasi secara besar-besaran melibatkan berbagai komponen institusi dan masyarakat agar masyarakat terbiasa waspada dan tenang dalam menghadapi bencana.

“Jangan panik, kita harus biasa menghadapi bencana. Potensi bencana di Negara ini sangat tinggi, maka itu harus dibiasakan. Ingat di Buleleng ada tiga patahan yang berpotensi menimbulkan gempa besar, ini harus kita hadapi,” ujar Subur usai menggelar rapat persiapan memperingati Hari Kesiapsiagaan Kebencanaan, Kamis 19 April 2018.

Dihari yang sama,  Badan Sar Nasional (BASARNAS) Bali Pos Buleleng melatih Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Buleleng tentang tehnik mengevakuasi korban bencana. Kegiatan tersebut berlangsung di kantor BPBD Buleleng Desa Pamaron Kecamatan Buleleng Kamis, 19 April 2018.

- Advertisement -

Sebanyak 20 anggota TRC BPBD Buleleng mengikuti pelatihan baik teori dan praktek oleh empat orang instruktur dari BASARNAS Bali Pos Buleleng. Proses pelatihan itu berlangsung sejak pagi hari hingga siang, dimana TRC BPBD Buleleng mendapatkan pelatihan pertolongan darurat khususnya dalam melakukan evakuasi terhadap korban bencana.

Dalam pelatihan itu, Instruktur memberikan penjelasan dan praktek mengenai sembilan tehnik melakukan evakuasi korban bencana. Baik itu tehnik penyelamatan tunggal dan penyelamatan berkelompok mulai dari menarik korban, hingga membopong korban bencana.

Made Subur mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk sinergitas antara BPBD Buleleng dengan Basarnas dalam hal penanganan bencana di Kabupaten Buleleng. Apalagi dengan keterbatasan anggota Basarnas, nantinya akan membutuhkan bantuan dari BPBD termasuk juga masyarakat dalam menangani bencana khususnya untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana.

“Nanti masyarakat juga akan kita latih, bagaimana menolong orang yang tertimpa bencana alam. Nanti juga kita simulasikan juga, agar semua institusi dan masyarakat siap menghadapi bencana,” Jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Sar Nasional Bali Pos Buleleng Made Neksen mengatakan, pelatihan ini untuk mengingatkan kembali tentang tindakan yang harus dilakukan ketika melakukan pertolongan terhadap korban bencana.

Yang terpenting menurutnya, pelatihan ini untuk memberikan respon pertama, untuk membantu orang yang mengalami musibah sebelum dilakukan tindakan medis oleh pihak berwenang. Sehingga TRC BPBD Buleleng mendapatkan pelatihan berupa pengenalan pemeriksaan korban, serta tehnik pemindahan korban yang dalam keadaan tidak berdaya.

“Kita mengingatkan kembali apa yang harus dilakukan, termasuk memberikan tehnik baru, sehingga bisa diaplikasikan dengan benar. Tindakan yang nantinya kita lakukan di lapangan itu adalah kita memberikan pertolongan darurat, melakukan evakuasi, dan menolong orang dengan benar supaya tidak fatal,” Ujarnya. |RM|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts