1 Pasien COVID 19 Masih Dirawat, Belum Ada Opsi PSBB

Singaraja, koranbuleleng.com | Sampai saat ini, jumlah pasien positif COVID 19 yang dirawat di Rumah Sakit Giri Emas sebanyak 1 orang. Beberapa pasien positif yang sebelumnya dirawat udah sembuh dan pulang ke rumahnya. Begitupun, sudah tidak ada warga yang dirawat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

PDP 10 yang sempat dirawat di RS Pratam Giri Emas sudah dipindahkan ke RSUD Buleleng sebagai pasien umum. PDP 10 sempat menjalani tes swab sebanyak dua kali dan dinyatakan negatif COVID 19. 

- Advertisement -

Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng juga belum mempunyai rencana untuk mengusulkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait pandemi COVID 19, seperti yang dilakukan DKI Jakarta dan kota-kota penyangga. Pengusulan tersebut masih melihat perkembangan kasus dan daerah lain.

Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng yang juga Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG menjelaskan pengusulan PSBB diajukan oleh Kepala Daerah namun harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi.

PSBB diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 yang mengatur tentang Pedoman PSBB dalam rangka menangani COVID 19. Pembatasan kegiatan tersebut ditujukan bagi penduduk dalam satu wilayah yang diduga telah terkena atau terinfeksi korona. Tujuannya adalah untuk memblokir dan mencegah penyebaran virus korona dalam skala yang lebih besar lagi dari yang sudah tercatat saat ini. 

Permenkes dalam pasal 2, menyebutkan sebuah wilayah baru akan dapat ditetapkan dalam status situasi PSBB jika wilayah tersebut memenuhi dua syarat ini ;  pertama, jumlah kasus atau jumlah kematian akibat COVID-19 bertambah dan meningkat serta menyebar dengan cepat dan juga signifikan ke area dan wilayah sekitarnya. Kedua, ditemukan kesamaan dalam hal pola dan pattern penyebaran penyakit dengan wilayah tertentu atau negara lainnya.

- Advertisement -

Oleh karena itu, kata Sutjidra, pengusulan PSBB di Buleleng mengikuti perkembangan selanjutnya karena kondisi di Buleleng sangat berbeda dengan daerah lain. Secara umum, penyebaran COVID 19 justru lebih banyak melonjak di Bali daerah selatan.

Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah positif yang diumumkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Provinsi Bali. Transmisi lokal yang terjadi di Buleleng terjadi di lingkungan Rumah Sakit dan bukan di komunitas masyarakat. “Tidak ada daerah merah atau transmisi antar individu di komunitas masyarakat. Hanya terjadi di RS,  tidak sampai keluar,” ujar Sutjidra.

Sutjidra juga memaparkan Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang masih bergejala berjumlah dua orang. Berkurang satu orang dari sebelumnya. Orang tersebut merupakan pekerja kapal pesiar dan sudah di tes swab dua kali dengan hasil negatif serta sudah dipulangkan dalam kondisi sehat.

ODP yang sudah tidak bergejala dan sudah selesai masa pantau berjumlah 78 orang. Terjadi penambahan satu orang dibandingkan sebelumnya. Artinya ada penambahan satu orang berasal dari ODP bergejala yang merupakan pekerja kapal pesiar. ODP tidak bergejala yang masih dalam masa pantau berjumlah satu orang dan sedang karantina mandiri.

Wakil Bupati juga memaparkan secara resmi Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif tetap berjumlah 163 orang. Diantaranya sudah selesai masa pantau dengan jumlah 137 orang dan karantina mandiri berjumlah 26 orang.  

Selain itu, pemantauan juga terus dilakukan terhadap pelaku perjalanan wilayah terjangkit dan daerah transmisi lokal di Indonesia. Jumlah kumulatifnya saat ini adalah 1.866 orang, dimana 804 orang diantaranya telah berakhir masa pantau 14 hari dan 1.062 orang masih dipantau.  

Rinciannya adalah pekerja kapal pesiar sejumlah 340 orang (bertambah 11 orang), WNA tetap tiga orang, pulang dari luar negeri tetap satu orang, dan orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia berjumlah 718 orang (bertambah 62 orang).

“Dengan rincian tersebut, kasus di Buleleng stuck atau tidak ada penambahan. Kita hanya mengawasi yang baru datang dari daerah atau negara dengan transmisi lokal. Mari bersama mencegah penyebaran virus ini di Buleleng,” tutup Sutjidra saat memberi keterangan dalam jumpa Pers secara online melalui aplikasi zoom meeting dengan wartawan di Buleleng. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts