Budidaya Maggot Alternatif Pakan Ikan

Budidaya maggot untuk mengurai sampah organik |FOTO: EDY NURDIANTORO|

Singaraja, koranbuleleng.com | Maggot atau Belatung dianggap hewan yang menjijikkan karena sering ditemukan di tempat-tempat kotor. Namun belatung yang satu ini bisa jadi solusi  mengurangi volume sampah serta dapat menjadi alternatif untuk pakan ternak ikan. 

- Advertisement -

Budidaya maggot  dilakukan  oleh Perbekel Desa Kayu Putih Gede Gelgel Ariawan di rumahnya di Desa Kayu Putih, Kecamatan Sukasada, Buleleng,. Setiap hari ia memasukkan sampah rumah tangganya yang sudah dipilah ke dalam tong-tong air yang menjadi tempat pengolahan.  Dengan menggunakan tong dengan ukuran 150 liter is gunakan untuk menyulap sampah menjadi larva jenis Black Solder Fly (BSF).

“alat pengolah sampah organik menjadi maggot yang saya beli dulunya  per buahnya Rp 1 juta,” tutur Gede Gelgel Ariawan

Ariawan menceritakan awal mula ketertarikannya mengolah sampah organik menjadi maggot bermula pada Agustus 2019 lalu. Saat itu ia tengah mencari informasi untuk pakan alternatif ikan lele peliharaannya.

“Pakan ikan lele harganya cukup mahal. Akhirnya cari-cari informasi hingga ketemu budidaya maggot sebagai pakan ikan lele yang murah dan mudah dikembangkan,” imbuhnya

- Advertisement -

Ariawan menyebutkan, produksi maggot miliknya masih dalam jumlah kecil atau skala rumahan. Dari 5 tong pengolahan sampah organik tersebut rata-rata mampu menghasilkan belatung sebanyak satu botol air berukuran besar atau sekitar 1,5 kilogram setiap kali panen.

“Proses sampah organik menjadi maggot sendiri membutuhkan waktu selama 15 hari” ungkapnya

Ariawan  menambahkan, Proses menjadi maggot sampah-sampah organik tersebut harus dicacah atau potong dengan ukuran kecil kemudian dimasukkan ke dalam tong. Barulah disemprotkan dengan cairan mikro organisme atau lazim disebut mol yang dibikin dari limbah buah. Setelah itu ditutup di dalam tong dengan suhu harus di atas 30 derajat celcius.

Sampah organik tersebut akan mengundang datangnya lalat dan bertelur di dalam tong. Selama tiga minggu telur-telur yang dihasilkan di dalam tong akan menjadi maggot. 

“Maggot akan keluar dengan sendirinya dari lubang-lubang kecil yang berada di sisi tong. Selain menghadirkan maggot, yang digunakan untuk pakan ikan lele, sampah yang disimpan dalam tong tersebut juga menjadi pupuk organik padat dan cair” lanjutnya

Saat ini pihaknya tengah menggencarkan budidaya maggot dengan memanfaatkan sampah organik tersebut kepada warganya. Selain dapat mengurangi sampah, ada sejumlah manfaat yang didapat dari pengolahan sampah organik ini.

Pria berusia 38 tahun ini mulai mengolah sampah organik rumah tangganya di sela-sela kesibukannya menjabat sebagai perbekel. Harapannya aktivitas mendaur sampah organik menjadi maggot dapat memberikan  warganya edukasi soal sampah

“Minimal dari skala rumah tangga masing-masing dulu, kami di desa harus berikan bukti dan contoh dulu. Baru warga bisa mengikuti. Harapannya budidaya maggot yang telah saya lakukan dapat dijadikan contoh warga untuk mengurangi sampah,” pungkasnya |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts