Wajah Plastik Agus Janar

Made Agus Janardana dengan karya Wajah Plastik | FOTO : Luh Sinta Yani|

Singaraja, koranbuleleng.com | Sebuah rumah sederhana bernuansa putih bertuliskan Creativity House, penuh dengan tulisan dari cat pilox di dinding pembatasannya.  Dan banyak sekali sampah-sampah plastik yang terkumpul di sana.

- Advertisement -

Tapi plastik itu bukan sampah plastik yang tak berguna seperti yang sering dijumpai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah, namun kumpulan plastik yang dipakai untuk menciptakan sebuah karya yang fenomenal.

Karya yang membuat setiap orang melihatnya akan berdecak kagum, dan bertanya-tanya, kok bisa ya punya ide seperti ini?

Inilah rumah milik Made Agus Janardana, di Banjar Dinas Ancak, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan. Pemuda Bali Utara patut menjadi contoh dalam gerakan penanganan sampah plastik. Dialah salah satu sosok kreator plastik yang aksinya bukan hanya sekadar tagline semata namun ada aksi nyata yang mampu menyelamatkan semesta.

Agus Janar paham bahwa kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan menjadi sampah. Terlebih lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik, akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan. Maka dari itu perlu adanya penanganan yang serius terhadap sampah plastik.

- Advertisement -

Caranya terbilang unik dan tidak akan pernah terpikirkan oleh orang lain. Agus Janar yang memiliki latar belakang seorang desain grafis dan misinya dalam menyelamatkan sampah plastik, mencoba mengelaborasi keduanya, dan lahirlah sebuah mahakarya “Wajah Plastik” pada Agustus 2018.

Pemenang Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi Bali 2020 ini, menuturkan dirinya bersama kedua sahabatnya semenjak tahun 2016 memang sudah fokus terhadap kepedulian lingkungan terutama tentang penyelamatan sampah plastik. Maka dibangunlah sebuah Yayasan Sahabat Bumi Bali, yang tujuannya untuk mengedukasi masyarakat tentang sampah plastik dengan visi-nya yakni menanam dan merawat.

Agus Janar dikenalkan tentang sampah plastik melalui sahabatnya, Praja Mahardika di Yayasan Sahabat Bumi Bali yang mereka bentuk. Dari sanalah Agus Janar berpikir, warna-warni sampah plastik sama seperti warna-warna yang dia desain di komputer.

“Akhirnya ketemulah ide untuk memakai warna desain ini dengan plastik. Jadi ada plus value dari karya saya yang membedakannya dengan karya orang lain” ungkap Agus Janar.

Karya pertama Agus Janar cukup hancur karena dia belum menemukan formula yang tepat dalam membuat wajah plastik. Berkali-kali gagal, namun Agus Janar sangat kuat bertahan dan tidak menyerah. Hingga awal tahun 2019, dia berhasil menciptakan karya wajah plastik dan berani untuk launching karyanya. Sesegera mungkin Agus Janar mendaftarkan Hak Cipta karyanya di Kementerian Hukum dan HAM.

“Saya ingin melegalkan bahwa Made Agus Janardana dikenal dengan Wajah Plastik. Apalagi sekarang saya sudah mengangkat brand karakter Made Oplas” tutur Pemuda asal Bungkulan ini.

Terkadang masyarakat sangat bosan dalam mendengarkan penyuluhan tentang lingkungan. Maka dari itu, teman Agus Janar memberikan ide untuk membuat topeng plastik dan lahirlah Made Oplas. Melalui Made Oplas, pemberian edukasi ke masyarakat akan lebih menyenangkan karena dibarengi dengan lelucon, namun materi dapat tersampaikan dengan baik.

“Jadi mereka senang, karena sesekali saya banyol untuk menyampaikan materi. Kalau saya sudah memakai topeng ini, maka karakter saya berubah menjadi lucu. Karakter yang ingin saya tonjolkan daru Made Oplas ini adalah orang yang lucu, kreatif, dan peduli lingkungan” ujar Agus Janar.

Sebagai upaya edukasi kepada masyarakat, Agus Janar sering diundang dalam kegiatan seminar dan workshop tentang wajah plastik. Orang-orang sangat penasaran terhadap wajah plastik dan cara-cara pembuatannya. Tahun 2019, Agus Janar cukup disibukan dengan berbagai macam workshop. Biasanya ketika workshop, Agus Janar akan memberikan edukasi tentang sampah plastik terlebih dahulu lalu memberikan penjelasan beserta praktik pembuatan wajah plastik.

Agus Janar bersama Sahabat Bumi Bali tidak hanya sekadar peduli terhadap sampah plastik, namun juga pada sampah organik. Mereka gencar untuk membuat biopori, komposter, dan juga eco enzym.

Metode edukasi lainnya yang dilakukan oleh Agus Janar dalam upaya penanganan sampah plastik adalah memberikan potongan harga sebesar Rp50 ribu kepada pembeli yang membawa sampah plastiknya sendiri. Jadi dengan harga setiap karya Rp500 ribu, pembeli cukup membayarkan Rp450 ribu. Dengan demikian orang-orang akan termotivasi untuk menyelamatkan sampah plastik, dan Wajah Plastik menghargai plastik tersebut dengan harga tinggi ketimbang dijual di bank sampah ataupun dibuang sembarangan.

Wajah plastik telah mengantarkan Agus Janar dalam mengikuti berbagai jenis program baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta salah satunya dari Astra, melalui program Astra Start Up Challenge. Program yang khusus untuk usaha-usaha kreatif, dan dia lolos menjadi finalis. Tidak berhenti sampai di sana, Wajah Plastik juga lolos finalis ajang bergengsi Satu Indonesia Award yang juga diselenggarakan oleh Astra bekerja sama dengan Tempo Media di tahun 2021.

Ada empat tahap dalam pembuatan wajah plastik. Pertama adalah tahap pengumpulan plastik yang didapatkan dari lingkungan keluarga sendiri dan juga mengambil dari warung-warung. Sampah-sampah plastik tersebut dikumpulkan dan dibawa ke tahap pemilahan. Plastik tersebut dibersihkan dan diambil bagian yang terpenting saja. Sisanya dimasukan ke dalam botol yang akan dipakai untuk ecobrick.

Tahap ketiga adalah desain. Orang akan mengirimkan wajahnya lalu didesain di komputer, lalu dicetak. Desain ini biasanya akan dicetak sebanyak dua lembar, satu dijadikan mal atau pola, dan yang satunya lagi ditempel.

“Kalau tidak memakai mal, kita akan meraba-raba. Formula inilah yang saya dapatkan sendiri dari kegagalan-kegagalan saya di tahun 2018,” kenangnya.

Tahap terakhir adalah tahap produksi, yakni menempel plastik yang sudah berpola di gambar. Satu karya wajah plastik dikerjakan selama 7 jam. Hal unik juga dari setiap karya Wajah Plastik adalah adanya barcode di setiap karya untuk mengecek keaslian karyanya. Barcode ini jika di scan akan mengeluarkan informasi mengenai sang pembeli.

Pada lukisan plastik yang tematik, juga disediakan barcode yang ketika discan akan terintegral dengan website wajah plastik, dan di sana akan dijelaskan makna, pesan, dan edukasi dari lukisan tematik tersebut. Pembeli juga berhak mendapatkan sertifikat khusus sebagai bukti originalitas karya Wajah Plastik.

Yang paling menyentuh tentang wajah plastik, yaitu ada sebuah cerita salah satu pasien COVID-19 yang memesan banyak sekali desain sekaligus membeli sampah plastik di Agus Janar. Ternyata selama 14 hari pasien tersebut melakukan isolasi, dia mengerjakan karya wajah plastiknya. Sebelumnya Agus Janar tidak mengerti mengapa orang tersebut membeli banyak desain sekaligus membeli sampah plastiknya.

“Setelah saya mendengarkan ceritanya, saya sangat terharu. Ternyata wajah plastik mampu menemani hari-harinya selama isolasi,” ujar Agus Janar.

Program sosial yang dilakukan oleh Wajah Plastik adalah setiap 5%-10% pendapatan yang diperoleh akan disumbangkan kepada lansia-lansia yang ada di sekitarnya. Jadi ada nilai lebih dari hasil karya yang Agus Janar ciptakan.

“Plastik itu akan menjadi marabahaya jika tidak bijak dalam memakainya. Namun plastik juga akan menjadi mahakarya jika kita mampu menyelamatkannya. Mari selamatkan sampah plastik dari bumi kita,” ajak Agus Janar. (*)

Pewarta. : Luh Sinta Yani
Editor.      : I Putu Nova A Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts