Politisi Senior PDIP Buleleng, Nyoman Sudarmaja Duniaji Tutup Usia

Singaraja, koranbuleleng.com| Politisi senior PDI Perjuangan, asal Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Nyoman Sudarmaja Duniaji, tutup usia, Minggu, 4 Desember 2022. Mantan Ketua DPRD Buleleng periode 1999-2004 tersebut, meninggal dunia di usia 67 tahun, karena penyakit diabetes yang dialami selama hidup. Dokter juga memvonisnya terkena stroke batang otak. Pihak keluarga berencana, akan melakukan pengabenan, Jumat, 9 Desember 2022. 

Sudarmaja juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum KONI Buleleng periode 2000-2004. Dia meninggalkan seorang istri, Luh Partini dan lima orang anak serta enam orang cucu. Dari kelima anak itu, empat diantaranya perempuan. Yakni, anak pertama Prima Aristya Dewi, ketiga Heidy Purama Dewi, keempat Mega Paramitha Dewi dan kelima Sitha Karmila. Sementara, anak kedua seorang putra bernama Hendra Pranatha Duniaji. 

- Advertisement -

Anak ke empat Duniaji, Mega Paramitha Dewi menuturkan, sebelum meninggal dunia Duniaji menjalani opname di Rumah Sakit Bali Med Singaraja selama dua hari. Namun, karena kondisinya semakin memburuk Sudarmaja kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng. Selang beberapa jam dari dirujuk itu, Sudarmaja kemudian meninggal dunia.

Mega menyebut, ayahnya telah menghidap penyakit diabetes sejak tahun 2010 silam. Saat itu, ayahnya masih bisa beraktifitas seperti biasa. Namun, pada 2019 Sudarmaja harus rutin mendapat suntikan insulin. Hingga, sebelum meninggal ayahnya lebih sering masuk rumah sakit karena kondisi yang semakin drop. 

“Masuk rumah sakit tiga hari, pulang sehari dua hari, balik lagi. Bapak keinginan sehatnya luar biasa. Semangat keluar untuk hidup lebih panjang lagi.

Dimata anak-anaknya, Sudarmaja merupakan sosok yang penyayang dengan cucu-cucunya. Dia juga seorang ayah yang bertanggung jawab. Dahulu, meski sibuk dengan sebagai Ketua DPRD Buleleng, dia selalu menyempatkan waktu berkumpul dengan keluarga besarnya, setiap enam bulan sekali. 

- Advertisement -

Jejak politik dari Sudarmawan Duniaji masih lekang dalam benak warga Buleleng. Dia adalah politisi senior yang berdarah-darah memperjuangkan tegaknya partai PDI Perjuangan di masanya. Kala itu, Sebagian besar di Bali, dikuasi oleh partai lain. Namun, dengan ketegakan idealisme nya dalam berpolitik, Sudarmaja cukup tangguh untuk memperjuangkan hak demokrasinya.

Bahkan, di tengah karir politiknya yang melawan arus kala itu, Sudarmaja sempat menjadi korban penganiayaan berkedok perampokan pada 1991. Dunia berbalik, Kisruh PDI kala itu mencuat dan melahirkan PDI Perjuangan. Era Orde baru runtuh, PDI Perjuangan terus mendapat simpati dari rakyat.

Perjuangannya itu membawa dirinya menjadi Ketua DPRD Buleleng di periode 1999-2004. Sudarmaja sempat ikut pemilihan kepala daerah melalui sidang DPRD Buleleng di tahun 2002, namun kalah suara. Ia juga sempat tersandung kasus korupsi dan di vonis bersalah hingga harus menjalani hukuman kurungan penjara bersama pimpinan DPRD lainnya.

Setelah menghirup udara bebas, pada 2021 Sudarmawan memutuskan untuk ngayah, menjadi pemangku di merajan keluarganya.

Kata Mega, banyak pelajaran yang diambil oleh keluarga, dari perjalanan sang ayah menjadi tokoh politik. Hal itu lah yang membuat ia bersama adik dan kakak-kakaknya tidak meneruskan langkah sang ayah. 

“Kolega-koleganya bapak banyak yang mengajak kami untuk ikut di politik. Bapak juga sebenarnya ingin ada anaknya yang jadi politikus. Meski sedang sakit, bapak itu selalu semangat kalau ngomongin politik. Tapi kami belum ada yang mau,” ucapnya. |YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts