Pemuda Desa Sepang Kembangkan Produk Kopi Wine

Singaraja, koranbuleleng.com| Seorang pria bernama Nyoman Sulingga Sumatara, 26 tahun, asal Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, berhasil mengembangkan produk kopi dengan rasa hingga bernilai jual tinggi.

Pria asal Banjar Dinas Bujak, Desa Sepang Kelod tersebut membuat kopi bubuk robusta kemasan yang dicampur dengan gula aren dan jahe merah. Bahkan ia juga membuat kopi wine yang diberi label Suling Coffee Bali. 

- Advertisement -

Idenya itu karena melihat para petani di desanya masih mengalami kendala dalam pemasaran, sebab penanganan pasca panen belum maksimal dilakukan. Melihat hal itu, dia kemudian menyerap dan mengolah kopi yang dihasilkan petani menjadi berbagai rasa termasuk diolah menjadi kopi wine.

Berbeda dengan olahan wine lainnya, kopi wine buatan Sulingga tidak memabukkan, karena tidak mengandung unsur alkohol. Disebut wine kopi, karena kopi yang dibuat tersebut mengeluarkan aroma asam seperti wine. Rasanya pun, lebih ringan dan gurih.

Kata Sulingga, untuk membuat kopi wine, biji kopi yang digunakan harus petik merah atau matang. Setelahnya, kopi dicuci hingga bersih, lalu difermentasikan di tempat yang kedap udara selama lima hari. Selanjutnya biji kopi dijemur dibawah terik matahari, lalu kembali difermentasi selama 30 hari. Setelah semua proses itu, kopi pun dipanggang dengan pemanggangan tidak terlalu matang. 

“Jadi rasanya lebih gurih dan ringan. Aromanya juga lebih wangi. Untuk yang rasa aren, tinggal ditambahkan gula aren khusus dari Desa Pedawa, Kecamatan Banjar karena di daerah itu gulanya benar-benar asli,” ujarnya ditemui belum lama ini.

- Advertisement -

Sulingga menceritakan, usaha Suling Coffee Bali ini di buka pada 2019 lalu, atau saat pandemi Covid-19. Saat itu dia baru pulang dari bekerja di kapal pesiar. Karena keluarganya juga berprofesi sebagai petani kopi juga merasakan kesulitan untuk melakukan pemasaran pasca panen, yang harganya cenderung anjlok. 

Namun, saat ini produksi kopi rasa buatan Sulingga masih terbatas. Hal ini, untuk tetap menjaga rasa dari produk kopi tersebut. “Jadi saya dengan keluarga punya ide untuk mengolah kopi yang ada di desa saya ini menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Sejauh ini produksinya memang masih terbatas, dibuat kalau ada pesanan. Tidak bisa distok lama juga, karena bisa merusak rasa,” katanya. 

Kopi dengan rasa buatan Sulingga, dijual dalam berbagai kemasan. Seperti wine kopi dengan isian 300 gram, dijual seharga Rp40 ribu. Sementara kopi aren isian 200gram dijual seharga Rp30 ribu. Penjualannya sejauh ini baru dilakukan oleh Sulingga lewat sosial media. Ia pun berharap produknya itu bisa terserap hingga ke kedai-kedai kopi. “Masih proses pelan-pelan, semoga harapannya bisa masuk ke kedai-kedai kopi sehingga jumlah pembelinya bisa meningkat,” kata dia. (*)

Pewarta : Kadek Yoga Sariada.

Editor    : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts