Pemerintah Aktif Lakukan Penelusuran TBC

Singaraja, koranbuleleng | Dinas Kesehatan Buleleng mencatat sebanyak 444 orang dinyatakan positif terjangkit penyakit Tuberkulosis (TBC) di Buleleng. Jumlah ini berhasil didapatkan setelah melakukan tracing atau penelusuran.

Ada empat cara yang saat ini dilakukan oleh Dinkes Buleleng untuk menemukan para penderita TBC. Pertama dilakukan secara pasif yang artinya seluruh fasilitas kesehatan melakukan tes dahak kepada pasien yang dicurigai terjangkit TBC.

- Advertisement -

Kedua secara aktif, dimana apabila ditemukan kasus positif TBC maka petugas akan melakukan investigasi dan mencari minimal 20 orang yang kontak erat dengan pasien positif TBC tersebut. 20 orang yang kontak erat tersebut selanjutnya di tes untuk melihat apakah mereka tertular TBC atau tidak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit I Gede Artamawan mengatakan, TBC seperti fenomena gunung es, banyak penderita yang belum ditemukan. Kebanyakan dari masyarakat  baru memeriksa kesehatanya ketika sudah parah. Hal ini tentu saja akan berpotensi menyebar ke orang lain.

Berdasarkan data, di tahun lalu target tercapai kasus tracing mencapai 66 persen atau 856. Kemudian, hingga pada tanggal 30 Juni 2023, tracing jumlah pasien yang terjangkit penyakit TBC sudah mencapai 53 persen atau 444 orang. Untuk tahun ini pemerintah memasang target sekitar 70 hingga 80 persen kasus yang di tracing atau meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

“Angka yang ditemukan tinggi bukan berarti jelek. Namun itu berhasil temukan. Ketika nanti ada penemuan, selanjutnya dilakukan pengobatan kepada pasien. Semakin banyak yang kita temukan, maka semakin banyak orang yang kita selamatkan,” kata Artamawan, Kamis 6 Juli 2023

- Advertisement -

Langkah tracing di Buleleng ini juga didukung oleh pengadaan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang berjumlah 5 unit diantaranya berada di RSUD Buleleng sebanyak 2 unit, RS Pratama Tangguwisia 1 unit, RS Pratama Giri Emas 1 unit, dan Puskesmas Gerokgak 1 unit yang fungsinya untuk mengidentifikasi dahak yang memenuhi syarat dan mengetahui hasil positif atau negatif terinfeksi bakteri dari dahak tersebut.

“Walaupun tes negatif, namun kontak erat dengan orang terdekat yang positif TBC tetap mendapat terapi obat yaitu Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dengan mengkombinasikan beberapa jenis obat yang fokus terhadap pencegahan tertular dari bakteri,” jelasnya.

Pihaknya berharap kesadaran masyarakat akan bahaya TBC ini agar tidak disepelekan karena masa inkubasi dari penyakit ini kurang lebih mencapai 5 tahun yang menyebabkan gejala tidak timbul langsung dan diketahui. Untuk itu kepada pasien yang sudah terjangkit, keteraturan minum obat harus dilaksanakan berkelanjutan dan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Jika bergejala mengarah ke TBC segera datang ke faskes terdekat” pungkasnya.(*)

Pewarta : Edy Nurdiantoro

Edito : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts