Uniknya Ngigel Desa di Nagasepeha

Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak 35 krama Desa Adat Nagasepeha, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, menunjukkan atraksi Ngigel Desa, Sabtu, 30 September 2023. Ngigel Desa tersebut, merupakan ucapan rasa syukur masyarakat setempat atas berjalannya Piodalan di Pura Kahyangan Tiga Desa Nagasepaha, yang dilaksanakan pada Purnama sasih kapat, beberapa waktu lalu. 

Pelaksanaan tradisi tersebut tidak sembarangan, mereka yang ikut menari merupakan krama desa melinggih atau krama negak (tercatat sebagai masyarakat adat). Busana yang digunakan, selayaknya penari pada umumnya. Namun, tidak ada pakem tarian yang digunakan. Krama akan menari dengan waktu 5 menit, dihadapan ribuan krama Desa Nagasepaha. Dengan iringan tetabuhan tua khas desa setempat. 

- Advertisement -

Mereka ada yang menari dengan serius, namun ada juga penari yang mengundang gelak tawa. Usai melakukan tarian, para penari diwajibkan menyentuh api damar diletakkan di Madya Mandala, sebagai pertanda tradisi itu sudah dilaksanakan. 

Salah satu Krama Melinggih, Made Alit Budiarta mengatakan, baru pertama kali mengikuti ngigel desa ini. Pasalnya pada piodalan kali, ini dia baru masuk dalam krama melinggih. Menurutnya, tradisi ini sebagai uji mental baginya. Pasalnya, pada saat pelaksanaan akan ditonton oleh ratusan warga desa setempat. Pihaknya pun, telah mempersiapkan sejak jauh-jauh hari. Selain menyiapkan pakaian, dia juga sempat berlatih menari agar gerakannya tidak kaku. 

“Persiapan sudah sebelum odalan, baik itu keris hingga busana tarian. Saya juga sempat berlatih menari. Agar tariannya tidak kaku,” ujarnya.

Alit menyebut, selain bisa menjaga tradisi yang diwariskan leluhur. Tradisi ini, juga rasa persatuan dan persatuan dengan sesama krama desa adat. “Sebagai krama kami pasti bersemangat dan bergembira melaksanakan tradisi yang sudah diwariskan ke kita ini,” ucapnya.

- Advertisement -

Tradisi Ngigel Desa ini merupakan hal yang wajib krama desa dilaksanakan setiap dua tahun sekali, usai Piodalan di Pura Kahyangan Tiga Desa Nagasepaha. Di desa setempat tercatat ada 80 krama desa melinggih. Namun, untuk yang ikut dalam Ngigel Desa sebanyak 35 orang krama. 

Kelian Desa Adat Nagasepaha, Jro Mangku Made Darsana mengatakan, tradisi ini Ngigel Desa ini, sebagai wujud rasa syukur atas pelaksanaan Pujawali di Pura Kahyangan Tiga, Desa Nagasepaha. “Sesolahan ini sebagai suwud Syukur atas pelaksanaan pujawali di Pura Kahyangan Tiga yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Ini wajib dilaksanakan bagi Krama Desa Negak untuk mesesolahan,” ujarnya.

Darsana menyebut, dalam pelaksanaanya akan diawali dengan mendak (menjemput) di Balai Banjar oleh krama saye (panitia acara) yang diiringi dengan tetabuhan baleganjur. Para penari tersebut, akan diajak untuk menuju Bale Panjang yang terletak di Pura Desa.

“Ketika Krama Desa sudah duduk di balai panjang, tidak boleh kemana–kemana lagi. Kebutuhan saat duduk di Balai Panjang akan dilayani oleh krama saye. Sebelum mereka masesolah, mereka wajib hukumnya melakukan persembahyangan,” katanya.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Editor   : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts