Dandim 1609/Buleleng Letkol Infanteri Muhammad Windra Lisrianto |FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com | KODIM 1609/Buleleng berencana untuk melakukan donor plasma konvalesen atau plasma darah untuk terapi penyembuhan bagi pasien COVID 19 yang kritis atau bergejala berat. Pendekatan sudah dilakukan kepada sejumlah masyarakat termasuk anggota TNI yang sempat terpapar COVID 19 dan telah sembuh agar bisa mendonorkan plasma darahnya.
Sedikitnya, dari data pihak KODIM 1609/ Buleleng baru ada 24 warga penyintas COVID 19 yang siap mendonorkan plasma darahnya.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Infanteri Muhammad Windra Lisrianto mengungkapkan donor darah plasma konvalesen ini sudah dilakukan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, dan hasilnya menggembirakan untuk penyembuhan bagi pasien.
Kodim 1609/Buleleng mencoba untuk mengajak para penyintas COVID 19 di Buleleng untuk mendonorkan darahnya sebagai bahan terapi Plasma Konvalesen. “Ini sangat membantu untuk penyembuhan pasien COVID 19 yang sedang dalam kondisi kritis,” jelasnya.
Menurut data pihak TNI, terdapat 776 pasien COVID 19 di Buleleng yang sudah sembuh dari paparan SAR- Cov2. Berbagai pendekatan sudah dilkaukan terhadap par apenyintas, dan targetnya minimal ada 30 orang penyintas bisa mendonorkan plasmanya. Sejauh in, sudah ada tiga anggota TNI yang siap mendonorkan plasma darahnya tersebut.
“Bupati Buleleng juga berkenan untuk memberikan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor. Kami sudah membicarakan ini di tingkat forum pimpinan daerah,” ujar Windra Lisrianto di kantor Bupati Buleleng, Kamis 1 Oktober 2020.
Untuk efektivitas, Windra Lisrianto terapi ini tidak diberikan kepada pasien yang tidak bergejala namun kepada pasien yang bergejala berat atau kritis. Berdasarkan keterangan dari dokter, dari 450 cc darah yang diambil, yang dipakai hanya 20 sampai 45 cc untuk disuntikkan ke pasien COVID 19. “Ini menjadi satu-satunya harapan di tengah pandemi ini dan vaksin belum ditemukan,” tuturnya.
Ada beberapa persyaratan bagi pendonor Plasma Konvalesen. Efektifnya adalah dari umur 20 tahun sampai 50 tahun. Khusus untuk perempuan tidak pernah hamil. Untuk yang sudah pernah hamil, darahnya tidak bisa diambil untuk terapi Plasma Konvalesen. Ini dikarenakan ada teori kedokteran tentang antibodi atau antigen dari perempuan yang sudah pernah hamil tidak bisa digunakan.
“Untuk sementara karena waktu terbatas kita ambil dari klaster-klaster yang memang mudah untuk kita kontak,” kata Windra Lisrianto.
Windra Lisrianto menambahkan sesuai rencana donor akan dilakukan pada hari Sabtu, 3 Oktober 2020 di Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat IV Singaraja. Donor ini juga dirangkaikan untuk memperingati HUT TNI ke-75. Buleleng merupakan kabupaten/kota ketiga di Bali yang melaksanakan setelah Denpasar dan Klungkung.
Pada tanggal 3 Oktober 2020, dilakukan screening darah terlebih dahulu. Setelah itu, pada hari Minggu, 4 Oktober 2020 akan dilakukan pengambilan darah. “Dilakukan screening terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada penyakit seperti HIV dan penyakit-penyakit lainnya. Jangan sampai pendonor menularkan penyakit lain,” pungkasnya. |NP|