Pengalihan Jalur, Lalu Lintas di Buleleng Semakin Padat

SINGARAJA | Dampak pengalihan arus lalu lintas dari Gilimanuk melalui Singaraja akibat jebolnya jembatan Tukad Aya di Jembrana membuat arus lalu l intas di wilayah Kabupaten Buleleng semakin padat. Kendaraan penumpang dan barang kini terpaksa melintas di jalur terjal Singaraja-denpasar via Gitgit.

Peningkatan arus lalu lintas di jalur pantura Bali mulai terasa sejak sabtu (24/1) lalu.

- Advertisement -

Aparat kepolisian sendiri telah menyiapkan tiga jalur alternatif bagi kendaraan angkutan, namun hanya dua jalur saja yang direkomendasikan.

Tiga jalur itu adalah Gilimanuk-Singaraja-Denpasar via Bedugul, Gilimanuk-Seririt-Denpasar via Pupuan, serta Gilimanuk-Amlapura-Denpasar. Dari tiga jalur itu, hanya dua jalur saja yang direkomendasikan. Sementara Gilimanuk-Seririt-Denpasar, tidak direkomendasikan karena jalur masuknya yang terlampau sempit.

Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Ketut Gelgel mengatakan, polisi telah melakukan pengalihan arus melalui tiga jalur. Peta pengalihan arus pun telah dibuat oleh polisi, termasuk ploting personil untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan.

“Yang ringan bisa lewat Sukasada, Pancasari. Kendaraan berat lewat Karangasem. Mobil kecil dan truk sedang bisa lewat Busungbiu. Kita juga sudah memasang rambu dalam rangka pengalihan arus lalu lintas,” kata Gelgel yang dikonfirmasi siang kemarin.

- Advertisement -

Gelgel menambahkan, untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas akibat pengalihan arus,  polisi juga telah mengerahkan sejumlah personil di beberapa titik yang dianggap rawan kemacetan. Terutama di wilayah Kecamatan Sukasada. “Sejumlah personil Lantas Polres maupun Polsek sudah dikerahkan untuk mengatur arus lalulintas juga mengantisipasi dan mengurai kemacetan,” imbuhnya.

Kepala Dinas PErhubungan Kabupaten Buleleng, Gede Gunawan AP mempersiapkan rambu untuk pengalihan jalur lalu lintas
Kepala Dinas PErhubungan Kabupaten Buleleng, Gede Gunawan AP mempersiapkan rambu untuk pengalihan jalur lalu lintas

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan AP mengatakan, kendaraan angkutan barang maupun penumpang dengan jenis berat beban (JBB) dibawah 5.500 kilogram, disarankan melalui Pupuan. Sementara kendaraan  dengan JBB maksimal 10 ton, dapat melintasi Desa Gitgit.

“Kalau lebih dari sepuluh ton, lebih baik lewat Amlapura. Sangat tidak direkomendasikan lewat Gitgit, karena jalurnya terjal dan rawan. Cari halauan juga susah. Kemarin (Senin, Red) ada truk kontainer yang tidak bisa naik karena terlalu terjal,” kata Gunawan.

Gunawan mengaku sudah meminta Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (PIK) Bali mengoptimalkan peran jembatan timbang Gilimanuk, untuk memilah dan menyaring kendaraan. Sehingga tidak terjadi kecelakaan di jalur Singaraja-Denpasar, yang memang tergolong sebagai jalur berbahaya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts