IGAR : “Don’t Limit Yourself, and Never Say Never”

dr. I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri |FOTO : Dok.Pribadi/Instagram|

Singaraja, koranbuleleng.com | Dokter dan pengusaha, dua profesi berbeda dan diidamkan oleh kebanyakan orang. Dua profesi itu menjadi cermin kesuksesan. Seseorang bisa menjadi dokter harus melalui jalan yang panjang, menempuh pendidikan lama dan biaya tidak sedikit.

- Advertisement -

Lalu, profesi pengusaha juga sama. Seseorang bisa menjadi seorang pengusaha juga butuh perjuangan sehingga mampu mengelola perusahaan dan anak buah.

Karena itulah, dua profesi ini sangat menjanjikan untuk sebuah masa depan yang mapan. Apalagi jika dua profesi itu dijalankan bersama sebagai dokter, juga sebagai pengusaha,  doctorpreneur

Perempuan muda ini salah satu yang tersibuk di Singaraja. Umurnya masih sangat belia.  Dia, dr. I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri, adalah salah satu doctorpreuner muda Singaraja itu.  

dr. I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri

IGAR, sapaan akrabnya adalah seorang dokter dan juga pemilik usaha properti di Buleleng. Di usianya yang masih belia, IGAR sudah mampu melakoni dua pekerjaan tersebut. Sehingga gelar doctorpreneur sangat layak disandang olehnya. Walaupun kesibukannya sebagai dokter dan pengusaha property, namun gadis ini terbilang ramah ketika diajak bertemu. Dia menyisihkan waktunya untuk bercerita tentang kesuksesanya. Apa yang dia miliki saat ini, bisa menjadi inspirasi bagi banyak pemuda milenial.

- Advertisement -

Sosok IGAR tidak mau membatasi dirinya dengan lingkungan di sekitarnya. Dia merasa harus tumbuh dengan kondisi sekitar. Karena baginya, lingkungan tempatnya beradaptasi adalah sebuah keyakinan akan munculnya ide dan inspirasi lain.

IGAR memulai karir bisnisnya semenjak tahun 2017. Saat itu, alumni mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponogoro, Semarang ini telah menyelesaikan studinya dan kembali lagi ke Bali. Sembari menunggu jadwal wisuda di tahun 2018, IGAR melihat peluang-peluang yang bisa dia lakukan selama di Bali. “Waktu itu saya belum bisa jadi dokter, karena saya belum dikukuhkan dan belum melakukan sumpah dokter.” tuturnya. 

Melihat usaha rintisan orang tuanya yaitu Krisna Agung Property yang memiliki peluang sangat besar, IGAR memutuskan untuk melanjutkan dan mengembangkan usaha tersebut.

Pendidikan yang matang dan naluri bisnis yang kuat, diturunkan langsung oleh ayahnya, yang juga seorang guru besar Pendidikan Matematika di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Prof.Dr.Phil.I Gst. Putu Sudiarta, M.Si. Usaha keluarga yang dirintis sang ayah, dikelolanya bersama sang ibu dengan merintis PT. Agung Properti sejak tahun 2009, dan diresmikan pada tahun 2012. 

Tahun 2017, Sekretaris Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Buleleng ini terjun ke dunia properti tanpa bekal ilmu arsitek maupun ilmu ekonomi. Awalnya dia tidak paham sama sekali mengenai teknik sipil, arsitek, pemasaran dan lainnya yang berkaitan dengan properti. Namun, tipikalnya yang mau belajar membuat IGAR perlahan-lahan paham tentang usaha properti. Sampai pada kelulusannya, IGAR mengambil program magang dokter di Singaraja agar bisa lebih mendalami usaha properti. “Sejak itulah, saya mulai mengambil peran ganda, yakni sebagai dokter dan juga sebagai pengusaha” ucap IGAR. 

Aktivitasnya sangat padat karena IGAR harus membagi waktunya di rumah sakit dan di kantor yang beralamat di Jalan Sudirman Singaraja. Terkadang dia hanya memiliki waktu istirahat selama tiga jam. Pagi harus di kantor untuk memonitori karyawan, tanda tangan kontrak, bertemu klien, dan sebagainya, sore sampai dini hari dia berada di rumah sakit untuk tugas jaga malam. “Ini saya jalani selama satu tahun.” kata IGAR.

Perempuan kelahiran tahun 1992 itu juga menceritakan caranya untuk memanajemen waktunya. IGAR selalu membagi waktunya menurut skala prioritas. Kegiatan yang sangat penting dan waktunya tidak bisa diubah, maka itu yang dia utamakan, sedangkan yang lainnya bisa menyesuaikan.

Terkadang di sela-sela dia bertugas di IGD, dia membawa laptop untuk mengerjakan kerjaan Krisna Agung Properti dengan tujuan untuk mengembangkan jaringan binis dan membesarkan nama perusahaan. “Jika di IGD tidak ada pasien, daripada saya diam atau ngobrol, saya mending mengerjakan kerjaan di properti. Karena pada dasarnya saya tidak suka ngerumpi.” terangnya. 

IGAR tidak pernah melewatkan sedikitpun kesempatan untuk mengembangkan diri dan karirnya. Walaupun terkadang dia merasa lelah, dia selalu berpikir bahwa semasih muda dan tenaga masih besar, dia harus memanfaatkan semua peluang.

Prinsipnya adalah jangan takut untuk mencoba, dan bertanya kepada orang yang sudah berhasil pada bidangnya. Orang tua IGAR juga sangat mendukung segala aktivitas buah hatinya, yang terpenting bisa menjaga diri dan menjaga kesehatannya.

“Untuk anak-anak muda, saya berpesan don’t limit yourself, and never say never.” tutupnya. (*)

Pewarta  : Luh Sinta Yani

Editor      : I Putu Nova A. Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts