17, 49 hektar Sawah Gagal Panen

Petani lakukan panen padi. Namun di musim kemarau seperti sekarang, banyak lahan persawahan alami gagal panen |FOTO : Arsip koranbuleleng.com|

Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak 17,49 hektar persawahan gagal panen pada musim kemarau tahun ini. Luasan tersbeu berada di dua subak yang ada di Kecamatan Buleleng, diantaranya Subak Sidayu, Kelurahan Penarukan seluas 16.49 hektar,  serta di Subak Anyar Penglatan seluas 1 hektar. Kegagalan panen pada dua subak tersebut dampak dari krisis air yang mengakibatkan tumbuhan padi alami kekeringan.

- Advertisement -

Selain di kedua subak tersebut, sejumlah subak juga mengalami krisis air yang mengakibatkan kerusakan ringan, sedang dan berat pada padi. Untuk kerusakan ringan tercatat seluas 40,38 hektar yang tersebar di 9 subak yang berada di Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sawan, Kecamatan Sukasada, dan Kecamatan Kubutambahan.

Untuk yang mengalami kerusakan sedang seluas 5 hektar tersebar di 5 subak yang ada di Kecamatan Buleleng dan yang rusak berat seluas 6 hektar tersebar di 6 subak yang ada di Kecamatan Buleleng.

Dinas Pertanian Buleleng masihmendalami pendataan terhadap petani yang mengalami gagal panen. Setelah itu, pemerintah akan memberikan bantuan berupa bibit pada musim tanam yang akan datang.

“Bantuan bibit akan kami data dulu. Tidak serta merta bisa diberikan sekarang. Harus kami usulkan dulu ke pemerintah pusat. Bantuan bibit tentu diprioritaskan untuk subak atau kelompok tani yang mengalami kekeringan. Selain itu, masing-masing subak sudah dapat subsidi pupuk,” ujar Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta, Selasa 31 Agustus 2021.

- Advertisement -

Sumiarta pun mengimbau agar para petani menghindari menanam padi saat musim kemarau seperti saat ini.  Ia juga mengarahkan petani untuk menanam palawija serta mengelola sistem pembagian air secara bergilir antar anggota subak.

“Petani diharapkan menanam varietas tanaman padi yang berumur pendek seperti Situ Bagendit dan Towuti,” harapnya.

Sumiarta menambahkan, untuk mengatasi kondisi gagal panen seperti yang terjadi pada saat ini, pemerintah juga telah membuat program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).  Asuransi itu dibuat untuk membantu para petani ketika gagal panen atau alami kerusakan, baik akibat bencana alam maupun terserang hama.

Dalam pembayaran asuransi tersebut pemerintah pun telah memberikan subsidi dari yang awalnya Rp140 ribu, kini menjadi Rp36 ribu per hektar per musim tanam.

Dengan mengikuti asuransi tersebut petani bisa mendapatkan klaim sebesar Rp6 juta per hektar apabila sawahnya mengalami gagal panen mencapai 75 persen, baik karena kekeringan atau terserang hama. 

Namun, Sumiarta mengakui minat petani untuk mengikuti AUTP saat ini masih minim. Ia juga menyebut, kekeringan yang terjadi pada musim padi kali ini sudah terjadi sejak awa Juli dan puncaknya di bulan Agustus 2021. |Y|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts