Pendidikan Karakter : Budaya Gotong Royong Di Sekolah

Konsepsi karakter gotong royong di dalam masyarakat Indonesia sebenarnya berangkat dari semangat bahu-membahu untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana, karakter gotong royong menggambarkan tindakan saling menghargai, bahu-membahu untuk menyelesaikan masalah bersama-sama, bekerja sama untuk tujuan sosial, melakukan komunikasi, dan simpati dalam menolong orang yang membutuhkan. – Rekonsepsi Pendidikan Karakter Era Kontemporer oleh Dr. Munifa M.Pd

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki keberagaman yang sangat kaya. Tidak diragukan lagi dari banyaknya perbedaan yang ada dalam negara ini membuat masyarakatnya memiliki semangat persatuan yang begitu tinggi dengan tidak mengedapankan ego dan keangkuhan individualistik. Hal tersebut bukan tanpa bukti, sebelum bangsa Indonesia merdeka tahun 1945. Bangsa Indonesia sudah bahu membahu saling bekerja sama dan gotong royong baik itu dalam hal melawan bangsa penjajah serta satu tekad dengan keberanian untuk mewujudkan bangsa yang merdeka terbebas dari penjajahan asing. Semua perjalan tersebut tidak dilakukan oleh semangat sebagian daerah saja, melainkan adanya semangat persatuan dimana intisari persatuan tersebut di dalamnya terdapat nilai-nilai gotong royong yang dilakukan oleh semua komponen dan elemen bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

- Advertisement -

Gotong royong adalah budaya bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan nilai-nilai gotong royong juga merupakan intisari dari ajaran Pancasila jika merujuk pada konsepsi dasar negara yang disampaikan langsung oleh presiden pertama Indonesia yakni Ir. Soekarno. Gotong royong sendiri memiliki definisi suatu bentuk kerja sama antara sejumlah orang atau warga masyarakat dalam kehidupan sosial dalam menyelesaikan sesuatu atau pekerjaan tertentu yang dianggap berguna untuk kepentingan bersama atau masyarakat. Lebih spesifik lagi definisi gotong royong menurut Sakjoyo merupakan adat istiadat tolong-menolong antara warga dalam berbagai macam bentuk aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktivitas kerja sama yang lain yang tujuannya untuk kebaikan bersama. Maka tidak heran jika dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia budaya gotong-royong sangat ditekankan dalam segala hal.

Nadhiem Makariem pada pertemuan kedua kelompok kerja pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 yang dibuka pada Mei bulan lalu dan berlangsung selama dua hari Mendikbudristek menjelaskan peran gotong royong sebagai landasan transformasi pendidikan Indonesia melalui terobosan Merdeka Belajar sekaligus menjadi dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20. Maka dengan himbauan tersebut maka budaya gotong royong harus tetap dilestarikan di lingkungan sekolah karena sekolah merupakan tempat kita sebagai peserta didik untuk belajar budaya-budaya atau kebiasaan-kebiasaan baik tentang apa yang memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa tentunya senafas dan sejalan dengan Pancasila.

Untuk mendukung niat baik pak menteri maka di sekolah bisa kita mulai dari budaya gotong rotong dengan menerapkan tindakan-tindakan kecil atau kebiasaan-kebiasaan kecil tapi memiliki dampak yang terasa. Dan tentunya kita harus mengambil makna betapa pentingnya kerjasama dalam budaya bergotong royong. Setidaknya kita sadar akan tanggung jawab kita sedari dini sebagai bangsa yang luhur. 

Beberapa kegiatan yang dapat kita terapkan di sekolah seperti membagi jadwal piket secara adil antar setiap anggota kelas untuk merapikan kursi dan meja di dalam kelas sehabis pulang sekolah ataupun ketika baru datang ke sekolah. Piket kelas secara bergantian di dalam kelas sudah diterapkan sejak lama sehingga ruang kelas kami menajdi nyaman dan berdampak pada kondusifitas dalam proses belajar di kelas. Siswa juga dapat ditanamkan budaya gotong royong dalam hal membersihkan rumah ibadah, taman sekolah, dan serupanya melalui jumat bersih yang bisa dilakukan setiap seminggu sekali atau bisa memungut sampah secara bersama-sama dalam seminggu sekali. Hal lain yang juga dapat di lakukan dari budaya gotong rotong adalah dengan bersama-sama menanam pohon di area lingkungan sekolah atau reboisasi dengan konsep setiap siswa baik individu atau berkelompok punya satu tanaman asuh sehingga membuat mereka bersinergi dengan alam dan sesamanya serta banyak lagi kegiatan serupa yang bisa ditanamkan kepada siswa berkaitan dengan budaya-budaya gotong royong dalam tindakan nyata. Tujuannya sangat bermanfaat karena mereka memiliki semangat persatuan dan simpati antara satu dan yang lainnya hingga puncaknya adalah kerukunan dan kedamaian dalam hidup bersama (masyarakat adi luhung). (*)

- Advertisement -

Penulis : Ni Nyoman Riski Putri Hardiyanti (Pelajar di JB School, Badung- Bali)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts