Metode Pertanian Salibu Mulai Dicoba

Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, mulai melakukan uji coba penanaman padi dengan menggunakan metode Salibu atau salin ibu. Metode tersebut dianggap efektif untuk menekan angka produksi, karena petani bisa memanen berulang dalam sekali tanam.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, dalam penggunaan metode Salibu ini, dapat dilakukan saat panen. Dimana, saat panen tersebut batang padi dipotong setinggi 2 sentimeter dari tanah. Kemudian, sisa batang langsung diberi pupuk dan air. Setelahnya, batang tersebut akan mengeluarkan anakan padi seperti bibit padi sebelumnya.

- Advertisement -

Dengan hal itu, petani tak perlu lagi menyewa tenaga untuk melakukan pembibitan. Selain itu, hasil yang dihasilkan pun mendekati dari penanaman yang sebelumnya. Sehingga metode tersebut, dianggap efektif untuk menurunkan biaya produksi petani. 

“Produktifitasnya mungkin tak sebesar yang pertama, mungkin mendekati yang awalnya 6 ton ini bisa mendekati 5 ton. Sistemnya juga sangat praktis karena dari segi panen hampir sama. Sehingga hasil produksi bisa dikurangi,” ujar  Jumat, 24 Februari 2023.

Sumiarta menyebut, pertanian dengan menggunakan SALIBU ini bisa dilakukan di semua jenis padi. Selain efektif untuk menurunkan biaya produksi, metode ini juga bisa membuat padi kembali cepat panen. Dimana, jika dilakukan dengan metode manual petani harus mencabut bekas padang padi setelah 15 hari panen. Namun, dengan metode ini petani tidak perlu lagi membajak sawah. Petani hanya perlu, memberi air dan nutrisi pada lahan sawahnya setelah 1 minggu dari masa panen.

Kata Sumiarta, saat ini pihaknya sudah membuat uji coba metode SALIBU ini di lahan 1 hektar di dua subak di Desa Busungbiu dan Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu. Nantinya jika uji coba tersebut berhasil, pihaknya pun akan mengundang ketua subak di Buleleng untuk memperkenalkan metode SALIBU ini. Sejatinya metode ini sudah lama ditemukan dan sudah sejak lama dipakai oleh petani di daerah Jawa. 

- Advertisement -

“Sistem ini sudah masif digunakan di Jawa, disini petani belum tertarik karena dari segi spiritual. Tidak boleh menanam padi yang sudah dipanen. Kalau demplot yang kita buat berhasil, kita akan sosialisasikan ke subak. Pemprov juga meminta metode ini dimasifkan,” kata dia. |YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts