Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama komunitas Eco Enzim menuangkan eco enzim ke Sungai Buleleng |FOTO : Edy Toro|
Singaraja, koranbuleleng.com| Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama komunitas cco enzim menuangkan sekitar 250 liter Eco Enzim di Sungai Buleleng, bertepatan dengan Peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia, Senin 17 Agustus 2020. Eco Enzim ini diklaim bisa menjernihkan air di Sungai Buleleng yang saat ini sering keruh.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menjelaskan, penuangan Eko Enzim yang dilakukan sekarang merupakan pengenalan dari eko enzim itu sendiri.
“Saya menunggu waktunya. Saya belum bisa katakana ini bagus, Karena harus terukur. Jangan sampai abal-abal. Kami juga dukung kalau benar bagus manfaatnya untuk tanaman buah, maka penggunaan Eco Enzim pasti bisa diperluas,” jelas Suradnyana.
Suradnyana tak menampik jika kondisi muara Sungai Buleleng memang membutuhkan infrastruktur untuk menahan pasang surut air laut, sehingga kejernihan air tetap terjaga.
“Terlebih, pada saat musim kemarau, kondisi air yang surut terlihat sangat kumuh. Selain debit kecil, juga tekanan lingkungan dari hulu sungai juga besar. Bahkan banyak yang buang limbah di sungai” ungkapnya
Terkait penataan kawasan muara Sungai Buleleng, Suradnyana menyebut jika hal itu menjadi ranah Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Namun pihaknya bisa mengusulkan agar menjadikan prioritas penanganan masalah Tukad Buleleng. “Sehingga bisa ditata oleh BWS kedepannya,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, penuangan Eco Enzim bertujuan untuk menggaungkan pengolahan sampah organik menjadi eco enzim. Dimana eco enzim dikatakannya bagus untuk lingkungan, khususnya penjernihan air sungai dan pupuk organik.
“Kami menggandeng komunitas Eco Enzim Buleleng untuk mengaplikasikan untuk menjernihkan air di Sungai Buleleng, sehingga kedepan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi baru di singaraja atau tempat wisata air” ujarnya
Pihaknya menyebut, penuangan Eco Enzim akan berkelanjutan setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan. Setelah tiga bulan pihaknya akan melihat hasil perkembangan dari pemberian Eko Enzim di Tukad Buleleng.
“Penjernihan air melalui Eco Enzim kami lakukan gebyarnya serangkaian HUT RI ke-75 sekarang. Nah kedepan, akan dilakukan secara berkala. Hasilnya kami lihat dulu seperti apa,” jelasnya.
Ariadi menyebut, kondisi air di Sungai Buleleng memang berada pada level empat dan banyak terjadi pencemaran sehingga menjadi kumuh. Penuangan di sepanjang Sungai Buleleng dilakukan di tiga zona. Diantaranya di sebelah utara Jembatan Banyuning, wilayah Buitan dan Jembatan Tua Peninggalan Belanda di muara Sungai Buleleng.
“Kami akan bersinergi dengan masyarakat di sekitaran sungai Buleleng. Kami juga melakukan pelatihan kepada PKK di lima kelurahan yang berada di bantaran Sungai Buleleng. Sehingga mereka bisa menghasilkan Eco Enzim agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga sampah yang ke sungai ini berkurang” pungkasnya
Sementara itu Ketua Komunitas Eco Enzim Buleleng, Feri Tanaya mengungkapkan, penjernihan air sungai bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dengan sampah organic yang dihasilkan dan diolah menjadi Eco Enzim sangat cukup untuk melakukan penjernihan sungai secara berkala.
“Sampah organic sangat banyak. Selama tiga bulan sampah organic sudah bisa menghasilkan Eco Enzim. Kami sudah menghasilkan lebih dari 3 ribu liter Eco Enzim sejak bulan Februari hingga Juni. Apalagi semakin banyak komunitas, maka semakin banyak produksi Eco Enzim,” ujar Feri
Pihaknya juga telah mensosialisasikan penggunaan Eco Enzim kepada seluruh lapisan masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi pencemaran akibat bahan kimia melalui Eco Enzim.|ET|