Rumah Sudira Terbakar, Termasuk Kayu Yang Disiapkan Bangun Rumah

Rumah milik Nengah Sudira.65 tahun,ludes dan rata dengan tanah |FOTO: Yoga Sariada|

Singaraja, koranbuleleng.com| Nasib malang dialami seorang pria paruh baya bernama Nengah Sudira, 65 tahun, warga Banjar Dinas Ketug-Ketug, Desa Jinengdalem, Buleleng. Rumah semi permanen milik dia yang sudah bertahun-tahun ditempatinya ludes terbakar. Sudira bersama sang istri kini harus menumpang di rumah kakaknya yang berada di samping rumahnya.

- Advertisement -

Bangunan semi permanen tersebut berukuran 3 x 5 meter. Seluruh bangunan tersebut tidak ada lagi yang tersisa di dalamnya.

Nengah Sudira mengatakan, kejadian itu terjadi pada Jumat 1 Oktober 2021 siang, saat kejadian naas itu terjadi, ia yang merupakan buruh serabutan sedang bekerja memanen padi milik salah satu warga di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Hanya istrinya Komang Budasari, 60 tahun, dan memiliki gangguan kesehatan mental seorang diri di rumahnya dan terpaksa harus ditinggalkan kala itu untuk mencari nafkah.   Beruntung saat kejadian itu ia sedang keluar untuk berkunjung ke warung milik tetangganya.

“Waktu itu saya lagi kerja. waktu mau pulang makan, saya langsung diberhentikan di warung milik sepupu saya. Di sana saya diberi makan, mungkin supaya tidak kaget mendengar musibah itu,” ujarnya.

Sudira menyebutkan, ia dan istrinya hanya tinggal berdua di rumah tersebut. Sang istri pun telah lama mengidap gangguan mental. Istrinya telah sering dibawa ke Rumah Sakit Jiwa yang ada di Kabupaten Bangli, namun hingga kini tak kunjung sembuh. 

- Advertisement -

Sebelumnya Sudira yang telah mempersiapkan balok kayu rencana digunakan untuk membangun rumah di kemudian hari, juga ikut terbakar. “Balok kayu yang saya siapkan untuk rencana membangun rumah kedepannya juga ikut terbakar. Semuanya ludes,” ungkapnya.

Sudira menambahkan, setelah kejadian itu banyak yang berkunjung ke rumahnya untuk memberi bantuan baik perorangan maupun komunitas. Sebelumnya musibah itu terjadi, Sudira hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai buruh serabutan. Setiap harinya ia hanya menghasilkan Rp75 ribu. “Ya kadang-kadang buat makan saya pinjam ke tetangga. Karena seperti sekarang ini susah cari kerja,” katanya.

Sementara, Perbekel Jinengdalem Ketut Mas Budarma mengatakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) telah memberikan bantuan kepada keluarga tersebut. Pemerintah Desa Jinengdalem telah mengusulkan bantuan bedah rumah.  “Untuk tahun ini belum ada, rencananya tahun depan dengan 20 rumah lainnya. Akan diusahakan tahun 2022, keluarga ini merupakan prioritas untuk mendapat bedah rumah,” ujarnya.

Selain banyak komunitas sosial yang memberikan bantuan sembako, juga ada yang memberikan ahan bangunan dan berupa uang tunai.  

Budarma pun berpesan bagi komunitas tertentu yang ingin memberikan bantuan agar berkoordinasi dengan pihak aparat desa. 

“Kalau bantuan dari komunitas ini jadi, maka yang bantuan bedah rumah ini dialihkan ke penerima yang lebih layak,” kata dia.

Budarma menambahkan, sebelumnya keluarga Nengah Sudira telah menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pemerintah pusat. Selain itu keluarga tersebut telah terdaftar sebagai penerima Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Jadi masih menunggu verifikasi kelayakannya, pihak desa hanya mengusulkan nanti verifikasi dilakukan oleh Dinas Sosial,” pungkasnya. |YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts